KedaiPena.Com – Semua sektor perdagangan jelang pergantian tahun melesu. Sektor-sektor tersebut antara lain ialah makanan, pakaian, hingga industri batu alam.
Khusus untuk batu alam sendiri, merupakan salah satu sektor yang mengalami penurunan cukup pesat di tahun 2019 ini. Hal itu bahkan sudah terjadi sejak awal tahun.
Batu alam sendiri memang merupakan sektor kalangan menengah ke atas. Kebanyakan dari mereka rela menghabiskan uang untuk mempercantik rumah atau kantor dengan batu alam.
Faiz salah satu pedagang Batu Alam di kawasan Antasari, Jakarta Selatan, mengeluhkan sepinya pembeli yang datang ke tokonya tersebut.
“Omset mengalami penurunan hingga lebih 50 persen hingga saat ini (Oktober),” kata Faiz saat ditemui oleh KedaiPena.Com beberapa waktu lalu.
Di tahun 2019 ini, lanjut Faiz, usahanya mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan di dua bulan terakhir tepatnya pada September-Oktober.
“Khusus bulan Oktober ini sangat menurun dari bulan-bulan sebelumnya,” imbuh Faiz.
Bahkan, Faiz mengakui, dampak terbesar lesunya bisnis tersebut membuat gulung tikar pabrik produksi batu alam di Cirebon.
Hal itu, kata Faiz, salah satunya penyebabnya lantaran mandeknya pembayaran dari toko ke pabrik-pabrik tersebut.
“Sekarang pabrik toko batu alam tidak bsa menagih piutang batu alam karena dagangan kita. Pembayaran dari toko pun jadi tersendat dikarenakan sepi peminat batu alam,” ungkap Faiz.
Faiz pun tidak mengetahui secara detail apa penyebab dari lesunya bisnis batu alam saat ini.
Namun, Fais melihat bahwa salah satunya penyebabnya adalah pelambatan dan turunnya ekonomi yang membuat kalangan menengah ke atas menahan uangnya.
“Karena ekonomi turun, pembeli kebanyakan mengurungkan niatnya untuk membeli produk- produk batu alam. Mereka lebih memilih untuk menyimpan uangnya,” tutur Faiz.
Laporan: Muhammad Lutfi