Artikel ini dutulis oleh Pemerhati Sejarah, Arief Gunawan.
Di Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda, ada replika kapal VOC simbol kejayaan maritim orang Belanda di masa lalu.
Tapi VOC bangkrut, banyak utang, korupsi, dan kalah saing sama Inggris.
VOC menjalankan Verplichte Leverantie kebijakan ekonomi yang esensinya bikin susah rakyat.
Persis seperti Sri Mulyani yang terus menambah utang, dan hanya memunculkan halusinasi bagi pertumbuhan perekonomian nasional.
Prediksi Sri Mulyani soal pertumbuhan ekonomi selalu meleset. Bahkan ekonom senior Dr Rizal Ramli mencatat ramalan Sri selalu melenceng sejak dua tahun lalu.
Sri Mulyani memprediksi ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif di kuartal pertama 2021.
Berbagai faktor penentu dia sampaikan untuk meyakinkan prediksinya benar. Mulai dari pengendalian Covid-19, vaksinasi yang sudah berjalan, hingga struktur APBN yang mendukung pemulihan ekonomi.
Bagi Rizal Ramli, prediksinya itu tidak ubahnya halusinasi yang selalu meleset dalam dunia nyata.
“Prediksi-prediksi makronya sejak dua tahun yang lalu kebanyakan meleset,” tegas Rizal Ramli.
Meskipun mampu membuat Presiden Jokowi manggut-manggut, pada kenyataannya prediksi Sri Mulyani selalu terbalik dari kenyataan.
“Terbalik. Ngakunya hati-hati (prudent). Nyatanya ugal-ugalan,” tandas Rizal Ramli lagi.
Pada kuartal pertama 2021, Indonesia masih mengalami resesi karena pertumbuhan ekonomi ternyata berada di minus (-) 0,74 persen.
[***]