KedaiPena.Com – Big Data tengah menjadi sorotan setelah klaim Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebutkan adanya 110 juta pengguna internet yang mendukung agar pemilu 2024 dapat ditunda.
Namun demikian, selain digunakan menjadi indikator acuan politik, penggunaan big data dapat dimanfaatkan untik memaksimalkan sektor pertanian guna mengelola serta mewujudkan ketahanan pangan.
Anggota, Dewan Pengarah BRIN, Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan, di sektor pertanian, big data sendiri dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk mewujudkan serta penguatan ketahanan pangan.
“Sangat bisa, big data itu kan bisa informasi iklim, temperatur tanah itu kan berubah-berubah, dan smartphone, farming pertanian yang menggunakan big data. Sehingga, kita tahu kapan pupuk diberikan kapan bibit apa yang akan diberikan,” ucap Marsudi saat dihubungi, Jumat (1/4/2022).
Namun, kata Marsudi, hal itu belum menjadi pilihan banyak pihak di Indonesia menggunakan big data dalam penguatan ketahanan pangan.
“Tetapi di Indonesia belum banyak melakukan karena mentalitas kita impor, contohnya kalau kita menggunakan itu buat ketahanan pangan itu sangat bisa, termasuk pada impor dan lainnya,” katanya.
Ia juga menyampaikan, big data juga dapat dimanfaatkan dalam sektor kesehatan, seperti jika kita mengetahui makanan apa saja yang membuat kita sehat dan makanan apa saja yang tidak baik jika di konsumsi.
“Karena big data miliaran informasi yang dianalisa akan menghasilkan pengetahuan,” imbuhnya.
Selain sektor pertanian dan kesehatan, Pakar IT ini menuturkan, big data dapat digunakan pada sektor ekonomi. Hal tersebut untuk branding, promosi hingga urusan simpan pinjam.
“Big data digunakan untuk orang yang ingin meminjam bagaimana, dia macet atau tidak itu menggunakan big data. Walaupun, tidak ada pinjaman, ya kita bisa tahu kalau orang ini diberikan pinjaman, di dalam strategis marketing dan branding itu bisa di branding sesuai kultur daerah,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi