KedaiPena.Com – Anggota Komisi I DPR Biem Benyamin mengatakan pentingnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengenal sistem perdagangan elektronik atau yang biasa dikenal dengan ‘E-Commerce’.
Demikian disampaikan Biem dalam seminar ‘E-Commerce’ bertema ‘Pemanfaatan Media Sosial Guna Mendorong UMKM Dalam Menghadapi Persaingan Regional dan Global Dalam Rangka Sosilisasi Redesain USO’.
“Karena ‘E-Commerce’ dapat meningkatkan daya saing dan menciptakan pasar,” ujar Biem di Oasis Amir Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (29/9/2018).
Biem mengungkapkan, pengoptimalan ‘E-Commerce’ sendiri bagi para pelaku UMKM menjadi sangat penting karena Indonesia sebagai negara yang kaya akan jumlah penduduk yang potensial sebagai pasar dan berlimpah kekayaan alam.
“Tapi apakah kita ingin Indonesia hanya jadi pasar saja? Apakah kita tidak ingin menjadi produsen dari pasar tersebut,” tegas Biem.
Biem menegaskan dirinya akan terus mendorong pemerintah khususnya mitra di Komisi I DPR yakni Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk terus meningkatkan pelayanan telekomunikasi hingga pengenalan ‘E-Commerce’ kepada para pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
“Kita terus mendorong agar para UMKM disini dapat menenal ‘E-Commerce’. Dan agar ‘E-Commerce’ ini dapat dioptimalkan,” pungkas Putra Budayawan Betawi Benyamin Sueb ini.
Sementara itu, Direktur Sumber Daya dan Administrasi, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo, Fadhilah Mathar mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya untuk pengembangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.
Fadhilah mengungkapkan hal tersebut untuk menunjang para pelaku UMKM agar dapat mengenal sistem dagang ‘E-Commerce’.
“‘E-Commerce’ itu ada prasyarat dasarnya yaitu infrastruktur harus tersedia. Apakah hanya berhenti di situ? Tidak kita harus masuk ke hal-hal produktif seperti ‘platform’ dan aplikasi,” ujar Fadhilah.
Ia mengakui, bahwa infrastruktur telekomunikasi Indonesia masih sangat kurang. Meskipun, selepas tahun 2014 sudah lebih baik dengan membangun transportasi, jalan, pelabuhan, bandara dan listrik serta saluran komunikasi.
“Oleh sebab itu di tahun 2018 sendiri kita (Bakti) akan menyelesaikan 880 dari 2015 pembangunan ‘Base Transceiver Station’ (BTS). Kita juga akan kembali membangun 1800 akses internet di seluruh Indonesia,” ujar Fadila.
Tak hanya itu Bakti sendiri, lanjut Fadhilah, juga akan menyelesaikan pembangunan ‘Financial Inclusion’. Tujuannya agar masyarakat Indonesia yang tidak mempunyai akses ke bank bisa bertransaksi dan berbisnis di wilayah-wilayah produktif.
“Nah untuk mewujudkan hal tersebut tentu syaratnya harus ada internet,” pungkas Fadhilah.
Laporan: Muhammad Hafidh