KedaiPena.Com – Calon Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) Biem Benyamin menyayangkan masih banyak transaksi keuangan di daerah itu yang menggunakan Bank BJB.
Padahal, Banten memiliki bank pembangunan daerah sendiri yakni Bank Banten.
“Harusnya kan dari Tangsel, oleh Tangsel, untuk Tangsel,” kata eks anggota DPR periode 2014-2019 ini kepada KedaiPena.Com, Rabu (12/2/2020).
Putra budayawan Betawi Benyamin Sueb ini melanjutkan, dalam konsep pengelolaan pemerintahan daerah, seharusnya transaksi keuangan di Tangsel pakai Bank Banten.
“Tangsel harusnya kan ikut provinsinya dong, Banten,” tegasnya.
Ia pun menduga ada pihak-pihak yang sengaja ingin mempertahankan transaksi keuangan di Banten. Buktinya, bahkan sampai ada wacana penyertaan modal daerah ke Bank BJB. Meski pada akhirnya rencana itu batal.
Penyertaan modal daerah itu sebesar hampir Rp10 miliar yang direalisasikan dalam bentuk sekitar 5 juta 2 ribu lembar saham, dimana harga perlembar sahammnya sebesar Rp1.900.
“Daripada buat suntik modal ke Bank BJB, harusnya kan ke Bank Banten. Saya sangat setuju sekali kalau pakai Bank Banten,” tandasnya.
Sebelumnya, Aktivis Muda Suhendar yang juga merupakan Calon Walikota Tangerang Selatan (Tangsel) menyayangkan masih adanya kabupaten dan kota di Banten yang masih menggunakan bank selain Bank Banten sebagai basis transaksi keuangan daerahnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Suhendar saat menanggapi sikap Pemerintah Kota Tangsel yang lebih memilih menggunakan Bank BJB ketimbang Bank Banten dalam setiap transaksinya.
Menurut Suhendar hal itu menunjukan sikap yang tidak konsisten sekaligus bentuk perlawanan nyata terhadap kebijakan Pemprov Banten.
“Hal ini dapat dikatakan pembangkangan atas cita-cita dan kepemimpinan gubernur, baik gubernur yang lama saat Bank Banten didirikan maupun gubernur yang saat ini menjabat,” ujar dia, kepada KedaiPena.Com, Rabu, (5/2/2020).
Laporan: Sulistyawan