KedaiPena.com – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) berencana untuk meminjam ke China Development Bank (CBD) sekitar Rp8,3 triliun untuk menutupi pembengkakan biaya pembangunannya.
Langkah ini dinyatakan, juga didukung oleh Presiden Joko Widodo, yang menyatakan bahwa langkah yang akan diambil PT KCIC adalah untuk meneruskan proyek Keretaapi Cepat Jakarta Bandung (KCJB), yang pembiayaannya membengkak hingga Rp18,4 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menilai sikap DPR RI yang hanya diam, seperti mengindikasikan adanya sesuatu hal yang mencurigakan.
“Biaya kereta cepat nggak habis-habis membengkak, dan kini mencapai Rp18,24 triliun. Bahkan mau pinjam ke China Rp8 triliun untuk menutupi pembengkakan biayanya. Proyek KCJB ini memang proyek ugal-ugalan,” kata Muslim, Minggu (19/2/2023).
Ia mengemukakan sedari awal proyek KCJB tidak didukung oleh studi kelayakan dan perencanaan yang matang. Sehingga mengakibatkan adanya penambahan dana secara terus menerus menelan biaya tambahan.
“Ini salah satu proyek infrastruktur Jokowi amburadul. Ini proyek yang merusak dan menguras keuangan negara yang tidak jelas dari sisi bisnis. Ini proyek gagal yang dipaksakan, karena tidak direncanakan dengan baik,” kata Muslim.
Muslim menyatakan seharusnya Presiden Jokowi segera menghentikan proyek tersebut karena hanya dijadikan dalih untuk menguras uang negara dan menambah utang.
“Soal pembengkakan biaya dan proyek yang mangkrak ini DPR harus awasi dan bikin pansus untuk usut. Jika tidak, kecurigaan DPR terima dana, sehingga mendiamkan proyek mangkrak dan menghamburkan keuangan negara menjadi benar,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa