KedaiPena.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi hingga pekan keempat November 2022 sebesar 0,18 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebutkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV November 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu ke empat November 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,18 persen mtm.
“Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 hingga pekan keempat, yaitu telur ayam ras dan tomat, masing-masing sebesar 0,03 persen mtm,” kata Erwin, melalui keterangan tertulis Senin (28/11/2022).
Di samping itu, komoditas lainnya yang menyumbang inflasi, antara lain daging ayam ras, air kemasan, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen mtm. Kemudian, tempe, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, beras, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.
Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi, yaitu cabai merah sebesar -0,09 persen mtm, cabai rawit sebesar -0,03 persen mtm, serta bawang putih, dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.
Adapun, pada Oktober 2022, tingkat inflasi tercatat sebesar 5,71 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), masih di atas sasaran BI sebesar 2–4 persen.
“Jika diperinci, inflasi kelompok harga bergejolak atau volatile food turun menjadi 7,19 persen yoy, sementara inflasi komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices tercatat sebesar 13,28 persen yoy,” ucapnya.
Ia menyatakan BI memandang masih perlunya penguatan koordinasi untuk memitigasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan agar lebih rendah.
Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 3,31 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya, sebagai dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan meningkatnya ekspektasi inflasi.
“BI akan memperkuat respons kebijakan moneter untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 2—4 persen lebih awal, yaitu pada semester pertama 2023,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa