KedaiPena.com – Secara teknis, dinyatakan Indonesia telah siap untuk melaksanakan redenominasi atau penyederhanaan digit mata uang misalnya dari Rp1.000 menjadi Rp1 sejak sebelum Pandemi Covid-19. Namun, Bank Indonesia menyatakan masih tantangan utama yang harus diselesaikan, yaitu kontrol permainan harga barang di pasaran.
“Kami di BI juga sebenarnya gemas. Kita juga akan lebih bagus kalau terjadi redenominasi, karena menyederhanakan satuannya yang kita cut, misalnya mungkin kita bagi seribu semua, dan kita sebenarnya sudah siap,” kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti, Rabu (14/6/2023).
Ia mengatakan, Indonesia sebetulnya sudah siap secara teknis untuk melakukan redenominasi mata uang bahkan sejak isu redenominasi berhembus sebelum pandemi Covid-19 atau tepatnya 2019. Indonesia dinilai sudah memenuhi syarat redenominasi karena ekonomi dan politik saat itu stabil dan dari sisi kesiapan teknis sudah tinggi.
“Kami persiapan teknisnya itu sudah sampai ke ritel-ritelnya. Kita pakai price tagging, jadi sudah disiapkan ini harganya Rp50 ribu maka bawahnya Rp50, sudah sampai ke sana,” urainya.
Ia mengatakan, mengubah dari Rp50 ribu menjadi Rp50 sebetulnya hal yang mudah bagi BI. BI hanya perlu melakukan cetak ulang ke pecahan yang baru. Setelah itu, bank sentral membuat pengumuman atas perubahan tersebut.
“Tantangannya berada di bagian lainnya yakni upaya untuk mengontrol harga barang tidak ikut berubah saat dilakukan redenominasi. Bukan tidak mungkin ada pihak yang mencoba mengambil untung dengan melakukan manipulasi psikologis terhadap konsumen,” urainya lagi.
Ia mencontohkan, barang A sebelum redenominasi bernilai Rp50 ribu, tetapi karena redenominasi tiga nol maka seharusnya harga berubah menjadi Rp50. Namun ada tindakan mengubah harga menjadi Rp75 Yang memanipulasi pembeli bahwa seolah harganya tetap jauh lebih murah dari harga sebelum redenominasi.
“Jadi, ini yang harus kita kontrol, dan tidak bisa BI mengerjakannya sendiri. Ini perlu melibatkan segala macam aparat karena harus ada pengawasan dari Kementerian Perdagangan juga dan seterusnya,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa