KedaiPena.com – Gejolak ekonomi yang saat ini melanda seluruh dunia, haruslah disikapi dengan kehati-hatian. Mengingat, keputusan satu negara akan berimbas pada kondisi negara lainnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti meminta semua pihak untuk menyikapi gejolak ekonomi global secara hati-hati. Karena setiap negara memiliki karakteristik berbeda untuk menjaga momentum pemulihan dan stabilitas perekonomian.
“Kebijakan yang diambil suatu negara pasti akan mempengaruhi kondisi ekonomi negara lainnya. Ini jadi vicious circle yang tak ada ujungnya. Makanya diperlukan sinergi dan semangat pemulihan bersama untuk cari solusi atas krisis yang terjadi,” kata Destry dalam webinar Core Indonesia, Kamis (27/10/2022).
Ia menyebutkan ekonomi dunia tengah dilanda kekhawatiran yang berawal dari pandemi Covid-19, yang menyebabkan penurunan mobilitas masyarakat, sehingga pemerintah menggelontorkan berbagai stimulus fiskal dan moneter secara besar.
Setelah pandemi, pemulihan ekonomi global di tahun ini dunia kembali dihadapkan pada ketidakpastian yang sangat tinggi yakni volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity (VUCA).
“International Monetary Fund (IMF) beberapa kali revisi angka proyeksi terakhir Oktober dengan merevisi kebawah pertumbuhan ekonomi dunia capai 3,2 persen tahun 2022 dan menurun jadi 2,7 persen akhir tahun 2023,” ucapnya.
Adapun beberapa risiko yang meningkat saat ini, lanjutnya, adalah inflasi yang meningkat di berbagai negara akibat adanya global supply shock yang kemudian diperparah oleh ketegangan geopolitik Rusia Ukraina serta munculnya proteksionisme dan heat wave akibat dampak gangguan lingkungan.
“Akumulasi kondisi ini diperburuk dengan pengambilan kebijakan Bank Sentral khususnya dimulai dari negara maju secara agresif tingkatkan suku bunga acuan. Alhasil memicu risiko resesi di negara maju yang akhirnya akan spillover pulang ke negara berkembang,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa