KedaiPena.Com- Dalam kunjungan kerja ke Wuyi, Tiongkok, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Vice Chairman dari State-Owned Asset Supervision and Administration (SASAC), Mr. Ren Hongbin.
Pertemuan ini ditujukan guna membahas peningkatan kerjasama BUMN antar kedua negara. Untuk diketahui, SASAC adalah instansi pemerintah Tiongkok yang mengelola 97 BUMN Tiongkok.
“Saya bertemu dengan mereka untuk mempelajari bagaimana Tiongkok berhasil mereformasi dan mentransformasi BUMN mereka untuk menjadi lebih efisien, memberikan kontribusi yang maksimal untuk masyarakat, dan menjadi pemain kelas dunia. BUMN Indonesia dan BUMN Tiongkok mempunyai misi dan visi yang sama untuk negaranya,” ujar Erick dalam keterangan tertulis, Sabtu, (3/4/2021).
Erick mengakui, jika BUMN Tiongkok dan Indonesia memiliki kesamaaan yakni memberikan kontribusi ke masyarakat selain membantu peningkatan penerimaan negara.
“Namun, ada perbedaan antara mereka dan kitaBayangkan, dalam daftar 500 perusahaan dari 2020 Forbes Global 2000, 48 diantaranya BUMN Tiongkok yang dikelola SASAC, sedangkan BUMN kita sendiri baru ada 2 di daftar itu, BRI dan Mandiri”, ujar Erick.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan dialog dan membuat platform kerjasama BUMN antar kedua negara yang lebih kongkrit.
Untuk mewujudkan kerja sama yang berkelanjutan, SASAC mengundang Kementerian BUMN dan BUMN Indonesia untuk melakukan pertemuan rutin dengan mereka dan BUMN Tiongkok.
Selanjutnya, SASAC dan Kementerian BUMN akan meninjau beberapa proyek kerjasama di sektor ketenagalistrikan dan kerjasama investasi perikanan kelas dunia untuk wilayah Timur Indonesia.
Selain itu, Erick bertemu dengan perwakilan dari CBL yang merupakan konsorsium Tiongkok yang terdiri dari Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL), Brunp, dan Lygend. Konsorsium ini bermitra dengan konsorsium BUMN yang terdiri dari MIND ID, Pertamina, PLN, dan Antam untuk pengembangan EV Battery.
“Saya ingin memastikan bahwa CBL berkomitmen untuk kerjasama ini dan segera menindaklanjuti nota kesepahaman yang telah ditandatangani sebelumnya. Saya tegaskan proyek investasi ini didukung penuh oleh pemerintah karena akan memberikan nilai tambah yang besar bagi sektor pertambangan kita. Skema kerjasama ini tidak hanya membuat Indonesia menjadi pasar, tapi dengan transfer teknologi kita akan menjadi pemain EV Battery kelas dunia”,Demikian siaran pers ini dibuat untuk disebarluaskan sebagaimana mestinya.
Laporan: Muhammad Lutfi