KedaiPena.Com – Di seluruh dunia, sampah sudah menjadi masalah yang besar. Begitu pula di Indonesia, yang saat ini menyandang gelar negara ke-2 di dunia sebagai pemasok sampah terbesar ke laut. Kondisi lautan Indonesia yang terkenal dengan keindahan alam laut karena terumbu karang-nya dan juga varietas biota lautnya, saat ini terancam oleh tingginya tingkat sampah plastik yangn setiap hari memasuki lautan.
Faktanya, 240.000 kantong plastik digunakan setiap detiknya, 8 juta ton sampah plastik dibuang ke laut setiap tahunnya dan 5,25 triliun ton sampah plastik ada di perairan laut Indonesia.
“Jika ini berlangsung terus menerus, tanpa kita lakukan sesuatu, maka diperkirakan pada tahun 2050 akan lebih banyak plastik yang ada di laut dibandingkan ikan,” kata Koordinator Gerakan Aku Mencintai Laut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim), Edi Susilo di Taman Wisata Alam Angke Jakarta, Senin (12/11/2018).
Edi juga menguraikan bahwa sampah memiliki masa urai yang berbeda-beda. Sehingga sampah-sampah ini akan terus berada di alam melewati masa hidup manusia.
“Kardus itu masa urainya dua minggu. Koran, enam minggu. ‘Stryofoam’ baru pada tahun ke-80 bisa terurai secara alami di alam. Sampah kaleng, bahkan membutuhkan waktu 200 tahun. Dan yang terlama adalah plastik, yang membutuhkan 400 tahun,” paparnya.
Sementara, Asisten Deputi Bidang Budaya, Seni dan Olahraga Bahari Kemenko Maritim Kosmas Harefa mengatakan, untuk menyelesaikan masalah sampah, semua elemen, termasuk pemerintah, swasta dan elemen masyarakat haruslah terlibat.
“Sosialisasi dan edukasi harus terus dilakukan. Dan tentunya sinergi antar kementerian/lembaga, dan antar semua elemen masyarakat harus dilakukan untuk menjaga keberlanjutan laut Indonesia. Penggunaan teknologi juga menjadi pilihan dalam upaya menjaga sampah ini,” kata Kosmas.
Terkait dengan beberapa pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan untuk melarang penggunaan plastik sebagai kantong belanja, Kosmas menyambut baik.
“Hanya perlu diingat, bahwa jangan hanya melarang saja. Tapi pemda setelah membuat kebijakan harus juga memberi solusi untuk menggantikannya. Sehingga masyarakat tidak akan kesusahan mencari alternatifnya. Tapi saya mendukung semua kebijakan yang mendorong pengurangan sampah,” kata Kosmas lebih lanjut.
Ia menyatakan Indonesia saat ini sudah bekerja sama dengan beberapa negara seperti Denmark, Norwegia, Swedia terkait masalah sampah. Dan sinergitas antar kementerian juga sudah terjalin dalam upaya penanggulangan sampah, terutama di laut.
“Pemerintah saat ini sudah memiliki kesadaran tinggi terkait sampah ini. Pastinya, kita ingin menurunkan peringkat penghasil sampah kita di dunia. Memang tidak mudah, tapi kita akan terus-menerus bekerja keras untuk mencapai target ini,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh