Artikel ini ditulis oleh Aditya Iskandar, Presidium Solidaritas Untuk Pergerakan Aktivis Indonesia (SUROPATI), Pengamat Forum Kajian Intelijen Nusantara.
Dalam beberapa hari, kita diguncang oleh berita tindakan korupsi pejabat di Jakarta yaitu Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta, Iwan Henry Wardhana. Korupsi ini diduga merugikan negara hampir 150 miliar. Hasil riset penulis, bau busuk korupsi kepala dinas kebudayaan Jakarta sudah tercium sejak bulan Oktober atas pengaduan masyarakat. Isu korupsi ini juga sudah terdengar di lingkungan pemimpin di Jakarta baik itu Eksekutif dan DPRD serta pejabat di Jakarta.
Namun sangat disayangkan tidak ada tindakan responsif dan pro terhadap Jakarta yang bersih dari kepemimpinan di Jakarta. Sejak isu dugaan korupsi itu beredar tak ada tindakan untuk merespon dengan baik, kepala dinas kebudayaan masih menjabat di posisinya, hingga akhirnya Kejaksaan Tinggi Jakarta bergerak menggeledah kantor dinas kebudayaan dan beberapa lokasi untuk mencari alat bukti.
Harusnya inspektorat, PJ Gubernur dan Sekretaris Daerah lebih cepat bertindak untuk menyelamatkan citra kota Jakarta dengan menon-aktifkan yang bersangkutan dari jabatannya (untuk menghindari upaya penghilangan alat bukti), bahkan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk membantu memberikan bukti tambahan. Dilala, nasi sudah menjadi bubur, citra kota Jakarta di akhir tahun tercoreng. Isu korupsi di dinas kebudayaan jadi kado di akhir tahun 2024 kota Jakarta. Kita semua terasa ditampar dengan kenyataan uang pajak kita dikorupsi dengan cara norak yaitu korupsi dengan cara pekerjaan fiktif.
Penulis juga dapat beberapa info dari beberapa narasumber dan link berita, bahwa Kadis Parekraf Jakarta, Andhika Permata juga dilaporkan dugaan korupsi malam pemilihan Abang none 2023. Bahkan wakil ketua DPRD Jakarta dari Gerindra sudah merespon dengan cepat untuk segera ditindaklanjuti. Hingga sampai tulisan ini dibuat, Kepala Dinas Parekraf Jakarta masih menjabat dan seolah tak peduli dengan dugaan korupsi tersebut (harusnya mundur seperti budaya malu pejabat di Jepang).
Wacana pergantian Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta Andhika Permata mendapat dukungan dari Wakil Ketua DPRD DKI Rany Mauliani
Pertanyaan buat kita semua yang masih mencintai Jakarta, apakah sikap tidak peduli dan tak responsif akan terulang lagi seperti kejadian dugaan korupsi di Dinas Kebudayaan Jakarta? Apakah para pemimpin di Jakarta diam dan tak bertindak? Apakah virus korupsi dianggap hal biasa saja (padahal korupsi adalah kejahatan luar biasa setara dengan genosida)?
Saya yakin PJ Jakarta, Teguh Setyabudi dan Sekda Jakarta serta jajaran DKI adalah orang berintegritas tinggi. Mereka akan mengambil tindakan tegas dan zero tolerance atas perilaku korupsi di DKI. Jika mereka menon-aktifkan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Andhika Permata, maka sejarah akan mencatat mereka adalah penjaga Jakarta yang bersih dan berintegritas .
Cepat ambil tindakan, segera bersihkan Jakarta dari para pejabat bermasalah. Jakarta sedang tidak baik-baik saja.
[***]