Artikel ini ditulis oleh AJ Purwanto, Pegiat Lingkungan.
Krisis air mulai merebak di berbagai penjuru wilayah sebagai salah satu dampak perubahan iklim.
Fakta buruknya sumber air minum di Indonesia baru-baru ini diungkap oleh Wash Specialist UNICEF Indonesia Maraita Listyasari dalam sebuah konferensi pers. Maraita mengungkap hasil studi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2020 yang melibatkan puluhan ribu rumah tangga di berbagai wilayah di Indonesia, hampir 70 persennya tercemar limbah tinja.
“Ini sebenarnya agak menyedihkan, karena ternyata betul kalau kualitas air kita masih cukup buruk. Studinya ada dari Kementerian Kesehatan, dari sekitar 25 ribu rumah tangga di 34 provinsi yang menjadi sampel, ternyata hampir 70 persennya terindikasi ada pencemaran tinja,” ungkap Maraita dinukil dari Techno Okezone.
Sekolah Air Hujan Banyu Bening yang berlokasi di Tempursari, Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581 kerawuhan(kedatangan) Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) saat ini adalah Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng. Pencipta Teknologi Gama Rain Filter.
Pada 1 Agustus 2023, Prof. Agus ditetapkan sebagai Guru Besar pertama di Sekolah Vokasi UGM dalam bidang Rekayasa Sumber Daya Air dan Lingkungan.
Prof. Agus pernah menjadi pembicara ahli dalam Workshop Pengembangan Kapasitas Regional UNESCO di Bangkok, Thailand, pada 28 Oktober–1 November 2024.
Dalam kesempatan yang istimewa ini juga ada tamu jauh dari IAIN Sorong Papua Barat Daya yang berkinginan belajar pengelolaan air didasari atas kekuatiran terhadap kualitas air bersih yg kurang memadai, baik air tanah (sumur gali/bor) maupun air PDAM yg mana keduanya tidak layak minum. Di samping itu, sumur bor mulai tidak direkomendasikan oleh pemerintah daerah. Namun demikian, wilayah Sorong memiliki curah hujan tinggi sehingga dapat menjadi alternatif. Selama ini, konsumsi air hujan di masyarakat lebih banyak untuk mandi dan cuci. Adapun untuk makan/minum sangat jarang karena masyarakat umumnya lebih memilih air isi ulang (galon) dan air kemasan. Pemikiran untuk pemanfaatan air hujan juga didasari atas pemikiran untuk efisiensi anggaran dalam hal belanja air minum, termasuk biaya listrik untuk mesin air sumur bor di kampus IAIN Sorong.
Sangat menarik untuk ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) sebagai solusi is the Best. Pertemuan ini melibatkan semua komponen untuk sinergi, ada dari AKADEMISI, PRAKTISI, AKTIFIS, VOLUNTEER, MEDIA” dalam pemikiran yang “Out Of The Box” cara berpikir yang tidak dibatasi oleh batasan diri, asumsi, atau prasangka. Cara berpikir ini digunakan untuk memecahkan masalah dan mengembangkan ide-ide baru.
Menurut Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng hasil penelitian yang sudah di lakukan di 50 titik menunjukkan bahwa secara Fisika, Kimia, dan Biologi, air hujan memenuhi baku mutu syarat air bersih bahkan sebagai air minum. Karena Gama Rain Filter ada 3 pemfilteran, pemfilteran pertama untuk menangkap ranting, dahan, pemfilteran kedua untuk menangkap debu kasar, dan yang ketiga untuk menangkap, membuang debu halus, maka air yang masuk ke tangki (tandon) jadi air hujan yang sudah melalui proses secara SOP akan bersih, murni, higienis.
Dan dibahas juga perihal gama rain filter yang sudah dipatenkan. Teknologi ini sekalipun sudah paten tetap ada sisi sosialnya, Gama Rain Filter ini mendapatkan Penghargaan Paten terbaik UGM 2020 menurut profesor-profesor dunia dikatakan bahwa teknologi ini sangat aplikatif nanti kecepatan distribusinya tinggi. Silahkan masyarakat mengaplikasikannya di tempat masing-masing tanpa di kenai Royalti. Jika diterapkan di perusahaan-perusahaan atau lembaga Pemerintah untuk ijinnya sesuai prosedur PT. Gama Rain Filter, ungkap beliau.
Motivasi spirit ini memunculkan sebuah gerakan memanen air hujan yang juga memunculkan komunitas-konunitas untuk bersatu akselerasi kesadaran masyarakat dan mengimplementasikan. Di Kitab suci Al Qur’an menyampaikan bahwa air hujan yang turun ke bumi sangat bersih. Sri Wahyuningsih memberi lampu hijau untuk siapa saja yang mau belajar di Sekolah Air Hujan, silakan kami terbuka buat siapapun, karena Air Hujan bukan saja untuk manusia, tapi untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi. Gerakan bersatu memanen air hujan ini sangat menyemangati kita semua untuk merubah cara pandang masyarakat luas, bahwa air hujan baik-baik saja. Dan Bu Ning (sapaan) Sekolah air hujan menerapkan 2 metode penampungan air hujan yaitu cara manual dan teknologi Gama Rain Filter atau IPAH (Instalasi Pemanen Air Hujan) yang di kembangkan. Karena teknologi ini sangat sederhana dan efektif untuk pemfilterannya. Harapannya semoga banyak masyarakat yang segera mengaplikasinya.
Pertemuan ini juga tidak membahas air hujan saja tapi bagaimana lingkungan kita sehat. Apa yang di sampaikan Kamaludin (Bang Udin) Ketua JAKA TARUB (Jaringan Keluarga Tangan Rakyat untuk Bumi) yang juga aktivis lingkungan yang mengangkat satu2nya Pembibitan Gayam nama ilmiah nya “Inocarpus fagifer” sejak 2006. Hingga detik ini terus membantu suplai biji di “Penyemaian Permanen BPDAS Serayu Opak Progo Yogya. Beliau terus intens konsisten melakukan konservasi penanaman di 3 tahun belakang fokus di Wilayah Gunung Kidul untuk menuju Paru-paru DI YOGYAKARTA.
Mitigasi dan Konservasi sangat penting menjadi gerakan massal sebagai prioritas agar bisa mengurangi dan Balance akan kondisi bumi yang menangis karena bencana ada dimana-mana tidak hanya di Negeri Tercinta Indonesia. AJ. Purwanto (Cak Jie Soerabaja) sebagai volunteer yang juga Pegiat Alam dalam menyatukan gerakan peduli bumi yang juga sebagai Pembina R-KomPAS (Rumah Komunitas Pecinta Alam Senusantara). Siapa lagi kalau bukan Kita untuk peduli, sadar bahwa saat ini kita sewa dari anak keturunan kita dan ada makhluk hidup yang lebih duluan di Ciptakan (tanaman, hewan). Dalam pesannya untuk menguatkan kita semua bahwa di dalam Al Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41 yang menyatakan, “Korban (musibah) telah muncul di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia”. Kita harus beraksi bukan sekedar teori, seremonial saja. Air Hujan adalah sumber-sumber air yang ada di Bumi dan air yang suci dan sehat. Al Qur’an surat Al Waqiah ayat 68 yang berbunyi “Pernahkah kamu memperhatikan air yang kamu minum?” Ayat ini sudah sangat jelas tapi kenapa kita semua tidak yakin dan tidak pernah memperhatikannya.
Dalam surat Al Baqarah ayat 30 berbunyi ; “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Allah SWT menerangkan kepada malaikat akan menciptakan manusia untuk mengelola bumi. Sehingga terjadi dialog antara Allah SWT dan malaikat berkaitan dengan penciptaan manusia.
[***]