KedaiPena.Com – PT Len Industri (Persero) mulai melakukan pengembangan produksi emergency ventilator guna membantu percepatan penyembuhan pasien Corona atau Covid-19. Pengembangan ini menggunakan komponen lokal dan desain dari BPPT dan ITB.
Manajer Rekayasa Produk Unit Bisnis Industri LEN, Sentot Rakhmad Abdi menjelaskan, bahwa pihaknya sedang memproduksi 10 unit ventilator untuk keperluan uji klinis.
Uji klinis tersebut, kata dia, dilakukan di rumah sakit sebelum peralatan tersebut diedarkan secara legal ke rumah sakit seluruh Indonesia.
“Ventilator BPPT saat ini sudah disertifikasi BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan). Len sedang memproduksi 10 unit ventilator untuk keperluan uji klinis di rumah sakit sebelum peralatan tersebut diedarkan secara legal ke rumah sakit seluruh Indonesia. Setelah lolos uji klinis maka produksi massal peralatan ini akan segera dilakukan,” kata dia kepada wartawan, Rabu (13/5/2020).
Kapasitas produksi PT Len Industri per hari bisa mencapai 50 unit ventilator tergantung pada ketersediaan komponen.
Untuk target produk yang diperlukan BPPT 600 unit, produksi secara massal akan dikerjakan oleh dua industri, PT Len Industri akan melakukan produksi sebanyak 300 unit.
“Informasi yang diterima sementara seperti itu,” papar dia.
Alat kesehatan buatan dalam negeri tersebut menggunakan material 100% local content (kandungan lokal), tidak ada yang impor. Adanya produksi ventilator tidak merubah line production di Len, karena pada dasarnya produksi di Len bersifat fleksibel.
“Untuk saat ini, harga kedua ventilator, baik dari BPPT maupun ITB belum secara resmi ditetapkan, karena produk yang dibuat masih ada penambahan fitur dan ventilator ITB saat ini masih ditujukan untuk keperluan donasi,” ujar Sentot.
Sedangkan ventilator ITB, kata Sentot, ditargetkan selesai oleh Len sebanyak 300 unit dan kapasitas produksinya mencapai 50 unit per hari.
“Saat ini sedang kejar produksi untuk keperluan donasi. Perusahaan lain yang ikut serta dalam produksi, yaitu PT MRB dan PT DI. Beberapa komponen ventilator dibuat sendiri oleh ITB. Saat ini kegiatan assembly komponen tersebut dilakukan oleh SMK, Polman, dan Polban,” pungkas dia.
Teknologi Ventilator
Untuk teknologi ventilator terdapat dua tipe ventilator, yaitu invasif dan non-invasif. Ventilator invasif adalah alat bantu pernafasan yang mana alat ini mengontrol keseluruhan pernafasan pasien disebabkan pasien dalam kondisi darurat.
Sedangkan ventilator non-invasif digunakan untuk pasien yang masih sadar dan mampu mengatur pernafasannya sendiri meskipun dalam kondisi sesak nafas.
Untuk pasien Covid-19, biasanya akan ditemui gejala pasien susah bernafas, sehingga dalam kondisi ini pasien bisa dibantu dengan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau ventilator non-invasif untuk membantu kerja paru-paru agar tidak terjadi disfungsi.
Teknologi ventilator yang dikembangkan ITB memiliki fungsi non-invasif atau menggunakan CPAP, yaitu untuk membantu memberikan pasokan oksigen kepada pasien secara terus menerus sesuai standar yang dibutuhkan. Alat ini tidak mengambil kontrol pernafasan, sehingga perannya hanya membantu kerja paru-paru.
“Tetapi apabila kondisi pasien semakin parah dan tidak dapat mengontrol pernafasannya sendiri, maka pasien dapat menggunakan ventilator invasif yang akan mengambil alih kontrol pernafasan. Mulai dari tarik nafas serta buang nafas. Ventilator invasif inilah yang dikembangkan BPPT yang diberi nama Emergency Ventilator,” tegas Sentot.
Laporan: Muhammad Hafidh