KedaiPena.Com- Partai Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat berhenti memberikan endorse capres dan cawapres untuk Pilpres 2024. Pasalnya, hal tersebut sangat tidak etis dan berpotensi mencederai demokrasi.
Permintaan itu disampaikan Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani merespons semakin masifnya Presiden Jokowi dalam memberikan endorse ke capres-cawapres. Teranyar Jokowi memberikan kode soal rambut putih pimpinan merakyat.
“Kami meminta Pak Jokowi untuk berhenti mengendorse capres dan cawapres, selain tidak etis, itu juga berpotensi besar mencederai demokrasi,” kata Kamhar, ditulis, Senin,(5/12/2022).
Kamhar juga menyarankan, agar
proses politik jelang Pilpres 2024 dapat berjalan secara alamiah. Hal ini, kata dia, aga Presiden Jokowi dapat memiliki legacy demokrasi yang baik.
“Yang selama ini tercatat mengalami kemunduran,” imbuh Kamhar.
Kamhar memandang, tidak ada yang salah jika Presiden Jokowi juga belajar dari Presiden RI sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
Kamhar mengatakan, diakhir masa jabatanya Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu bersikap layaknya negarawan.
“Tak ada salahnya Pak Jokowi belajar dari Pak SBY jadi negarawan yang dipenghujung masa jabatannya memastikan demokrasi terjaga dan pemilu berlangsung demokratis,” beber Kamhar.
Kamhar mengungkapkan, bahwa saat akhir masa jabatanya, SBY tidak melakukan pengkondisian pembentukan koalisi hingga pasangan capres-cawapres.
“Tak ada pengkondisian pembentukan koalisi, pasangan capres dan cawapres maupun hasil pemilu agar Jokowi bisa husnul khotimah dan tak mengidap post power sindrom setelah tak lagi berkuasa nanti,” pungkas Kamhar.
Laporan: Tim Kedai Pena