KedaiPena.Com – Partai Berkarya menanggapi pemberian gelar pahlawan nasional kepada para pejuang bangsa sudah almarhum yang diberikan jelang peringatan Hari Pahlawan Nasional yang jatuh tepat 10 November setiap tahunnya.
Partai pemimpinan Hutomo Mandala Putra atau biasa disapa Tommy Soeharto mengaku prihatin dengan usulan gelar pahlawan nasional pada Presiden RI kedua H.M Soeharto yang belum terkabulkan sejak 10 tahun terakhir ini.
Ketua DPP Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang mengungkapkan bahwa sedianya sudah ada usulan dari partai tertentu untuk membuat mantan Presiden RI kedua ini mendapatkan gelar pahlawan. Namun, dengan berbagai alasan selalu kandas ditengah jalan.
“Bahkan partai itu sempat mendudukkan kadernya sebagai Menteri Sosial dimana kementerian tersebut sebagai tempat penggodokan nama sebelum ditandatangani presiden apakah yang bersangkutan sah menjadi pahlawan nasional. Karena kepentingan politik, semangat usulan itu redup hingga kini,” ujar Badar sapaanya kepada KedaiPena.Com, Jumat (9/11/2018).
Badar menjelaskan, bahwa H.M Soeharto yang telah berjasa pada perjuangan mengisi kemerdekaan, pemberantasan PKI dan membangun Indonesia selama berkuasa 32 tahun patut mendapatkan pengakuan itu.
“Predikat sebagai bapak pembangunan hingga saat ini melekat di hati rakyat Indonesia. Wacana Trilogi Pembangunan yakni stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan yang dibangunnya saat berkuasa masih terasa dan dibutuhkan bangsa saat ini,” ujar Badar.
Badar menambahkan, Partai Berkarya sebagai partai yang bertujuan meneruskan pikiran-pikiran Pak Harto, sebutan H.M Soeharto akan memperjuangkan usulan tersebut bila mendapatkan kursi di Senayan (DPR RI) di pemilu 2019.
“Untuk lolos rintangan Parlemen Treshold (PT) 4 % suara sah nasional tidaklah mudah. Tumpuan harapan ada pada pengurus dan calon legislatif di semua tingkatan untuk merealisasikan target tersebut,” jelas Badar.
Bahkan, lanjut dia, di sisa waktu 5 bulan, Berkarya terus melakukan sosialisasi ke masyarakat dengan membawa pikiran-pikiran Soeharto yang pro kemakmuran rakyat.
“Seperti program ekonomi kerakyatan yang mudah dilaksanakan oleh rakyat, contohnya bertani dan berternak di halaman rumah, menciptakan industri kreatif, remaja dan mahasiswa kreatif, masyarakat yang berkualitas di lingkungannya,” ungkap Badar.
Laporan: Muhammad Hafidh