KedaiPena.Com – Kebijakan impor beras pemerintah mencatatkan volume tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Tidak main-main total impor beras pemerintah di kuartal 1 tahun 2018 ini naik hingga 755 persen.
Demikian disampaikan oleh Ketua DPP Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang saat menanggapi kebijakan pemerintah tepatnya kementerian perdagangan yang kerap melakukan impor beras.
“Saat ini impor volume impor beras pemerintah tercatat sebagai yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir karena menyentuh angka 1.450.000 ton atau naik 755 persen,†ujar Badar sapaanya kepada KedaiPena.Com, Kamis (30/8/2018).
Kenaikan volume impor beras ini, lanjut caleg dari Dapil Sulawesi Selatan III ini, jelas tidak menguntungkan petani lokal.
“Siapa yang diuntungkan karena impor beras ini, apakah dengan impor beras ini beras petani lokal kita akan tetap laku dipasaran?,†sindir Badar
Ia lantas membandingkan rezim kepimpinan Presiden Jokowi dengan Presiden kedua Republik Indoensia Soeharto. Badar mengingatkan bahwa Indonesia pernah merasakan swasembada pangan di era Soeharto.
“Di era Pak Harto Indonesia pernah swamsebada pangan pada tahun 1984 saat itu ia juga dianugerahi ‘From Rice Importer To Self Sufficiency’ dari Food and Agriculature Organization (FAO),†tutur dia.
Tak hanya itu, lanjut Badar, di era Presiden Soeharto pula masyarakat Indonesia pernah merasakan keberadaan beras murah. Hal itu yang pula yang kini tidak dirasakan di era Presiden Jokowi.
“Di masa itu harga cenderung bisa lebih stabil. Berbeda dengan sekarang yang dimana harga beras per kilonya menyentuh angka Rp12.560 tertinggi di negara-negara ASEAN seperti Thailand, Singapura dan Malaysia,†tandas Badar.
Laporan: Muhammad Hafidh