KedaiPena.Com – Ibu adalah seorang yang berani mengorbankan jiwa untuk anaknya tercinta. Bukan Anak kandung saja, melainkan anak asuhnya, anak didiknya, dan anak tirinya.
Ia bisa membagi kasih sayang dan mau berjuang menghidupi yang dicintanya. Termasuk saat sang suami tak lagi sanggup mencari nafkah. Dia tak mengenal rasa lelah dan letih.
Tahukah kita, sebelum dilahirkan ke dunia, tentu Ibu berjuang sekuat tenaga melahirkan anaknya. Ia mempertaruhkan hidupnya, hanya untuk melihat sang anak menghirup udara dunia.
Betapa senangnya ibu ketika makhluk kecil nan lucu lahir dengan selamat.‎
‎
Lalu apakah kita sebagai anak tega membuat seseorang yang sudah berjuang untuk kita hingga besar mengeluarkan tetesan air mata? Tentunya tidak.
‎
Dalam Hadits Shahih: Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’â€Â (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).
‎
Hadits di atas menjelaskan bahwa seoarang anak harus mendapatkan berkah ibu. ‎Tapi kenapa saat ini banyak sekali terjadi seorang Ibu tega membunuh putra atau putrinya. Banyak penyebabnya.
Mulai dari kurangnya pemahaman agamanya. Lalu faktor lingkungan. Sebab lingkungan dapat mengubah seseorang.
Contohnya jika sesorang berkumpul dengan pedagang minyak wangi pasti akan tertular wanginya. Tapi jika seseorang bergaul dengan lintah darat maka akan berdampak buruk yang membuat akal pikirannya menjadi tidak stabil lalu berimbas kepada putra putrinya.
Ketiga minimnya pemahaman terhadap pendidikan. Dan ada banyak hal lain yang menjadi penyebab.
Semoga kita terhindar dari keburukan tersebut. Amin.
(Prw/Red)‎