KedaiPena.Com – Pengamat Komunikasi dari Universitas Bunda Mulia, Patricia Robin menilai, sikap kurang elok Raffi Ahmad yang berpesta seusai disuntik vaksin pada(13/1/2021) diprediksi akan mempengaruhi program vaksinasi pemerintah.
Patricia begitu ia disapa mengakui jika yang menjadi masalah dalam persoalan ini adalah perilaku Raffi Ahmad setelah menerima vaksin pertama bersama Presiden Jokowi.
“Ia terlena dan lupa bahwa dirinya disorot terus oleh media (massa dan sosial). Belum ada 24 jam dirinya menjadi seorang pesohor yang terpilih (The Choosen One), ia malah tertangkap basah menghadiri pesta di masa PPKM tanpa menegakkan protokol kesehatan,” kata Patricia kepada wartawan, Jumat, (15/1/2021).
Ia mengatakan, tidak salah bila dikatakan hal ini adalah blunder dari seorang Raffi Ahmad. Raffi, kata dia, seeakan lupa bagaimana media sosial bisa meninggikan sekaligus menghancurkan reputasinya.
“Raffi bukan tidak sadar, tetapi ia hanya terlena dan merasa,” nilai Patrcia begitu disapa.
Patricia memang, hal ini akan mengakibatkan Pemerintah dalam hal ini juga semakin dipandang buruk citranya oleh masyarakat. Pasalnya, hal ini terjadi setelah terdahulu dicurigai dengan pemilihan vaksin yang tidak becus.
“Vaksin yang belum halal, vaksin tidak aman, vaksin yang diperjualbelikan, Kini pemerintah dianggap gagal dalam memilih sosok berpengaruh yang bisa merepresentasikan kebijakan dan kegiatanprogram vaksin ini. Jadi bukan salah rakyat juga ketika semakin antipati terhadap vaksin dan (mungkin) program pemerintah lainnya,” papar Patricia.
Patricia mengakui, kans keberhasilan pemerintah dalam proyeksi vaksin mau diterima oleh seluruh masyarakat memang sejak awal tidak terlalu besar. Dengan adanya blunder seorang influencer pilihan pemerintah, hal ini semakin memperkecil lagi kans tersebut.
Sehingga, kata dia, langkah tegas yang layaknya dilakukan oleh pemerintah adalah jang memaksakan dan mencekoki masyarakat dengan sosok Raffi ini dulu sementara waktu.
“Jangan terlalu menjejali media dengan keberhasilan vaksin dahulu. Mengapa? Karena masyarakat masih terluka dan marah. Semakin diberikan cerita mengenai vaksin ini, yang ada bukan semakin siap, melainkan semakin menjauh,” tegas dia
Patricia menyarankan, agar pemerintah menggunakan cara ampuh lain untuk mengambil hati masyarakat. Gaya blusukan yang dahulu menjadi kekuatan Presiden Jokowi dapat menjadi salah opsi.
“Tidak ada salahnya dicoba menjadi langkah mendekati rakyat. Tetapi tetap wajib diingat bahwa jangan sampai melahirkan pandangan baru bahwa pemerintah tidak mentaati prokes.
Dan yang paling penting, pemerintah menindak tegas, para pelaku yang tidak menerapkan Prokes tersebut. Sehingga menimbulkan efek jera,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi