Kedaipena.com – Lesbian, Guy, Biseksual, dan Transgender (LGBT) bukanlah kelaian genetik melainkan penyakit yang harus disembuhkan dengan langkah yang tepat.
Demikian disampaikan Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas di sela diskusi ‘Ngopi Senja’ di Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (20/2).
“LGBT ini sebetulnya bukan keturunan genetik, tapi penyakit dari efek lingkungannya serta pengalaman individu tersebut,” tegasnya.
Meski demikian, bukan berarti kaum LGBT harus diasingkan. Tapi sebaliknya, Pemerintah harus mengambil sikap serius untuk menyembuhkan penyakit LGBT ini.
“Pemerintah harusnya bisa menyosialisasikan penyembuhan LGBT dengan cara yang tidak mendiskriminisasi ke kelompok tersebut,” kata Fernando.
“Ini yang dimaksud dalam Pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Setiap kaum LGBT yang WNI memiliki hak untuk sembuh,” sambung dia.
Istilah LGBT sendiri muncul sejak 1990-an dan menggantikan frasa  ‘komunitas gay’ karena istilah ini mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.
(Rizki/Foto: Rizki)