KedaiPena.Com- Indonesia memiliki potensi yang besar terhadap pengembangan komoditas kelapa sawit. Ini tidak terlepas dari luas lahan kelapa sawit di Indonesia yang mencapai 16,8 juta hektar dengan produksi mencapai 48,23 juta ton pada tahun 2022.
Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia dengan kontribusi sekitar 54 persen terhadap pangsa pasar global.
Untuk itu, Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Komarudin atau biasa disapa Putkom menyampaikan edukasi terkait peran komoditas kelapa sawit bagi ekonomi dan sosial.
“Hasil olahan kelapa sawit sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari bagi kita warga Purwakarta, seperti untuk minyak goreng, margarin, lilin, sabun, kosmetik, farmasi, bahkan bahan bakar biodiesel. Apalagi, sektor sawit ini menjadi tumpuan bagi 2,4 juta petani sawit dan 16 juta tenaga kerja,” ungkap Putkom dalam kegiatan Sosialisasi Sawit Baik 2023 bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang bertajuk Peran Komoditas Kelapa Sawit dalam Perekonomian Nasional di Hotel Grand Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta, pada Jumat (20/1/2023).
Lebih lanjut, Putkom mengungkapkan bahwa komoditas kelapa sawit berkontribusi sekitar 3,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Selain itu, industri sawit selama ini menjadi andalan kinerja neraca perdagangan nasional.
Hal ini, kata Putkom, tercermin dari data BPS yang menyebut nilai ekspor minyak sawit mencapai 28,68 miliar dollar AS dengan volume ekspor mencapai 27,04 juta ton pada tahun 2021.
“Banyak sekali media-media yang membuat seolah-olah minyak sawit tidak baik dikonsumsi. Padahal, hasil riset membuktikan kalau minyak sawit juga memiliki banyak keunggulan dan kandungan gizi yang baik. Nah harapan saya, kita bisa bersama-sama memanfaatkan komoditas kelapa sawit ini untuk diolah menjadi produk turunan yang bisa bermanfaat untuk kebutuhan ibu-ibu sekalian,” tegas Putkom.
Putkom berpesan kepada BPDPKS untuk menjalankan berbagai penugasan seperti program peremajaan sawit rakyat hingga program insentif biodiesel sebaik mungkin supaya bisa memajukan pengembangan kelapa sawit nasional.
“Jadi supaya minyak goreng di Purwakarta tidak langka lagi, maka kebun-kebun sawit yang berada di Sumatera hingga Kalimantan itu harus produktif dengan cara diremajakan supaya daerah lain juga bisa menggunakan hasil kebun dari petani di sana. Tak terkecuali, mendorong pengembangan biodiesel sebagai alternatif solusi untuk mengurangi ketergantungan impor BBM,” tutup Putkom.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansah menyatakan komitmen BPDPKS untuk terus berkontribusi dapat meningkatkan produktivitas, konsumsi dalam negeri, serta nilai tambah kelapa sawit.
“Upaya ini kami wujudkan dengan meluncurkan kewirausahaan pemuda berbasis UKMK sawit, penguatan UKMK perempuan pekebun sawit, digitalisasi dan hilirisasi produk sawit skala UKMK, pengembangan minyak merah sebagai alternatif solusi kelangkaan minyak goreng. Hingga mengajak petani sawit untuk naik kelas dengan ekspor produk hilir sawit,” ujar Helmi.
Hadir pula selaku pembicara yaitu Peneliti Ekonomi Sawit dan Founder Kuala Institute Wiko Saputra yang menekankan agar manfaat ekonomi atas kelapa sawit bisa dirasakan sepenuhnya oleh rakyat. “Untuk itu, kita harus menjaga agar sawit ini tetap eksis di Indonesia dengan cara mengintensifkan regulasi serta penguatan lembaga,” ungkap Wiko.
Laporan: Muhammad Hafidh