KedaiPena.Com – Pembudidayaan tanaman langka bunga Edelweis yang dilakukan sejak tahun 2014, mulai terlihat hasilnya pada 2018. Dan menjadikan Desa Ngadisari Probolinggo dan Desa Winikitri Pasuruan sebagai role model Desa Wisata.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) John Kennedy menyatakan pembudidayaan ini didorong oleh kebiasaan masyarakat yang biasa mengambil bunga Edelweis di TNBTS.
“Kan banyak yang suka ambil tuh, walau sudah ada larangannya. Ada pengunjung, ada juga yang ambil untuk kegiatan ibadah di agama Hindu. Jadi supaya gak diambil lagi, ya kita coba saja budidayakan,†kata John pada KedaiPena.Com ditulis Sabtu (29/9/2018).
John memaparkan bahwa proses penanaman saat ini sudah masuk tahap F1, maksudnya keturunan ke-1. Jadi pada tahun depan, sudah masuk tahap F2 (keturunan 2) yang bisa di panen.
“Maksimal 1,5 tahun, bunga Edelweis ini sudah bisa dipanen. Untuk program pionir yang menggunakan biaya dari APBN, kita tanam bibit itu ada 5.600 pohon di setiap desa. Jadi total ada 11.200 bibit. Jadi tahun depan, masyarakat desa yang sudah kita ajarkan untuk melakukan pembibitan, tinggal menyemaikannya saja. Jadi gak perlu lagi mereka mengambil bunga di TNBTS,†ujar John.
Masyarakat selain mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil penjualan bunga dan bibit serta kunjungan para wisatawan, masyarakat juga bisa memberikan edukasi pada para pengunjung yang datang ke Desa Wisata Ngadisari dan Desa Winikitri.
“Kita harapkan para pengunjung yang ke Bromo, mampir ke sini dulu. Untuk melihat budi daya Edelweis, untuk selfie, untuk foto pre-wedding juga boleh. Dari pada mereka naik-naik ke gunung kan susah,†ujar John.
John menyampaikan bahwa lahan desa yang dipergunakan untuk penanaman edelweis ini, di masing-masing desa adalah 8.000 meter persegi tanah bengkok dan juga di pinggir-pinggir jalan.
“Kita rencananya launching itu antara 4-11 November 2018. Melihat waktu yang paling pas dengan masa berbunga Edelweis. Kita juga mengundang pihak kementerian lingkungan hidup dan pariwisata, temen-temen dari pencinta alam juga beberapa pejabat dari kewenangan terkait,†pungkas John.
Laporan: Ranny Supusepa