KedaiPena.Com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah angkat bicara soal pernyataan pengamat politik Effendi Ghazali yang menyebut bahwa Presidential Threshold (PT) 20 persen pada pemilu nanti merupakan hal yang radikal.
Fahri begitu ia disapa mengatakan, PT 20 persen merupakan akal bulus pemerintah.
“Itu adalah muslihat incumbent (Jokowi) untuk persempit pertarungan dan membatasi jumlah lawan,” kata Fahri kepada KedaiPena.Com melalui, pesan singkat, Senin, (11/6/2018)
Dengan kondisi demikian, Fahri berharap, agar PT 20 persen tidak diterapkan pada penyelenggaraan pesta demokrasi tahun depan.
“Saya berharap sih. Kalau bisa ke 0 persen, akan bagus sekali,” sambung dia.
Sementara itu, Ketua Presidium Persatuan Pergerakan, Andrianto SIP, mengatakan, PT 20 persen sangat tidak logis dengan sistem pemilu yang langsung.
“Saya rasa PT 20 persen sangat tidak logis dengan sistem pemilu langsung. PT seharusnya nol persen” ujar dia saat dihubungi oleh KedaiPena.Com, Senin, (11/6/2018).
Andrianto juga menilai, bahwa indikasi munculnya PT 20 persen ada karena akal bulus rezim yang khawatir akan munculnya figur baru pada pilpres 2019 nanti.
“Karena kalau membaca semua survei hari ini, ada ceruk besar di ‘undecided voters’ yakni 60 persen ingin figur baru,” tutur dia.
“Apalagi trend Jokowi yang terus turun dan Prabowo yang stagnan. Saya yakin figur baru lebih punya prospek untuk menang,” pungkas Andrianto.
Laporan: Muhammad Hafidh