KedaiPena.com – Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Surya Paloh dan Muhaimin Iskandar paska pilpres sudah dapat diperkirakan akan membawa Partai NasDem dan PKB untuk bergabung dengan KIM mendukung Prabowo – Gibran.
Termasuk gagalnya Penggunaan Hak Angket oleh DPR, memperkuat bahwa Partai NasDem dan PKB sudah mengambil langkah bergabung dengan KIM.
“Hanya Partai NasDem, PKB dan KIM mencari waktu yang tepat untuk mengumumkannya,” kata Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS, Jumat (26/4/2024).
Ia menyatakan sampai saat ini, sepertinya hanya PKS yang belum memiliki kejelasan terkait dengan keberadaannya apakah akan masuk dalam pemerintahan atau diluar pemerintahan.
“Sepertinya belum ada kesepakatan antara PKS dan Prabowo. PKS akan lebih memilih bergabung dalam pemerintahan Prabowo apabila kesepakatan dengan Prabowo sesuai dengan yang diharapkan. Berada di luar pemerintahan tentu hal sangat melelahkan bagi PKS dan akan ada ancaman dari Partai Gelora yang sejak awal mendukung Prabowo – Gibran akan menggerus suara PKS karena mendapat dukungan dari Prabowo pada pilpres 2024,” ungkapnya.
Ia menilai Prabowo sangat berharap PDI Perjuangan ikut menjadi bagian pendukung pemerintahannya, yang dilihat dari upaya Prabowo untuk bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Namun ada beberapa faktor yang membuat PDI Perjuangan lebih memilih di luar pemerintahan. Walaupun tidak ada persoalan yang mengganjal antara Megawati dan Prabowo, namun keberadaan Jokowi dan Gibran akan menjadi faktor yang serius bagi Megawati untuk ikut mendukung pemerintahan Prabowo,” ungkapnya lagi.
Atas dasar hai tersebut, Fernando memperkirakan PDI Perjuangan sendiri yang akan berada di luar pemerintahan karena Partai NasDem, PKB dan PKS akan lebih memilih bergabung mendukung pemerintahan Prabowo – Gibran.
“PDI Perjuangan memiliki banyak faktor dan pertimbangan yang membuat akhirnya lebih memilih berada di luar pemerintahan,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa