SEBUAH kereta commuter line KA 1722 dari Jakarta menuju Stasiun Bogor anjlok di dekat pintu perlintasan Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, pukul 10.00 WIB, Minggu (10/3/2019).
Gerbong paling depan rangkaian kereta itu keluar rel hingga menabrak tiang listrik.
Diketahui penyebab banyaknya korban perempuan dikarenakan gerbong yang anjlok hingga terguling tersebut merupakan gerbong khusus perempuan yang berada di gerbong paling depan kereta.
Berikut daftar nama korban info dilansir dari Twitter @sutopo_PN Kepala pusat Data Informasi Humas BNPB :
1.Gina Yunita (16)
2. Nur Aini (33)
3. Suripto (57)
4. Tasya Aprilia Hamimi (21)
5. Nurhayati (49)
6. Lilis Septiani (23)
7. Pendi Suryadi (19)
8. Lilis (23)
9. Nurjanah (60)
10. Resti (32)
11. Neni (52)
12. Mery Yunita (34)
13. Safa (18)
14. Lisa (19)
15. Lisa (18)
16. Nano Maryono
17. Suripto
Saya mengetahui kejadian tersebut di beberapa sosial media. Namun yang jadi ironi, orang lebih suka merekam dengan video daripada mencoba menyelamatkan para penumpang di kereta yang terbalik tersebut.
Dalam hati saya berkata mungkin orang orang sekarang sakit otaknya. Lihat apa-apa sedikit di rekam, divideokan, di-share ingin viral dan eksis sampai kadang lupa jika rasa kemanusiaan ikut mati dengan usahanya untuk jadi terkenal di medsos.
Mungkin sebutannya, tidak bisa menepatkan situasi dengan benar. Bayangkan ketika anjloknya kereta terjadi dengan maksimal kapasitas KA commuter line 250 jiwa per gerbong, berapa banyak kaum renta, ibu hamil dan anak anak yang menjadi panic di dalam gerbong pada saat KA anjlok?
Harusnya kita berfikir bagaimana menyelamatkan mereka. Langkah apa-apa saya yang bisa dilakukan jika terjadi kecelakaan dalam KA.
Beberapa petunjuk instruksi penyelamatan terdapat di dalam KA ketika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Ada beberapa alat keselamatan di dalam KA, seperti alat pemukul kaca, pintu tuas untuk membuka dalam keadaan darurat.
Kita bisa memberikan pertolongan kepada kaum rentan, mengumpulkan semua korban dalam suatu area terbuka. Kita juga bisa memberikan informasi terkait kejadian kepada pihak yang berwenang.
Dan pertanyaannya ketika semua itu bisa dilakukan, kenapa malah mengambil gambar untuk menjadi viral.
Oleh Fajar Kuntarto, Penggiat Perkumpulan Relawan Nusantara (Prens)