KedaiPena.Com- PDI Perjuangan (PDIP) mengucapkan belasungkawa, atas meninggalnya Daniel Dhakidae, intelektual kritis yang sangat konsisten di dalam sikap, pemikiran, dan keberaniannya untuk menjaga jarak dengan kekuasaan.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, Daniel Dhakidae telah memberikan landasan pemikiran komprehensif tentang gambaran ideal bangsa, negara, dan fondasi kebudayaan Indonesia.
“Ibu Megawati Soekarnoputri mengucapkan duka cita yang mendalam. Saya menjadi saksi, bagaimana Ibu Megawati berdialog selama berjam-jam dengan Bung Daniel Dhakidae,” kata Hasto dalam keterangannya, Rabu (6/4/2021) .
Menurut Hasto, dialog dengan sosok intelektual yang menjadi ikon pemikiran kritis tersebut terasa mendalam, jernih, dan mampu mengurai berbagai persoalan bangsa dalam cara pandang kritis, namun membumi.
Dalam seluruh pengembaraan intelektualnya, yang menjadi legacy bagi Daniel Dhakidae adalah muara pemikiran kritisnya yang mengungkap keseluruhan aspek tentang Pancasila.
“Kader-kader PDI Perjuangan yang tergabung di Badiklat, secara intens berdialog, melakukan perdebatan kritis, dalam tradisi intelektual yang ketat karena pengaruh Bung Daniel Dhakidae,” ujarnya.
Dari dialog tersebut, lanjut Hasto, lahirlah berbagai kerjasama yang kemudian tampil dalam Majalah Prisma: Soekarno Membongkar Sisi-sisi hidup Putra Sang Fajar; Prisma: Membongkar dan Merangkai Pancasila; dan Prisma: Republik dan Keadilan Sosial: Yang Teratas dan Yang Tertinggal.
Bagi PDIP, Daniel Dhakidae telah banyak membantu dan memberikan terang tentang bagaimana partai juga harus bergumul dengan tradisi intelektual dengan pemikiran kritis tersebut.
“Sebab Bung Karno juga sosok pemikir besar yang selalu melakukan dialektika kritis dalam alam pikir yang terus mengembara dalam seluruh sejarah peradaban nusantara dan dunia,” tutur dia.
Bung Karno, kata Hasto, membumikan seluruh pemikiran tersebut dengan rasa cinta tanpa batas bagi Indonesia, sehingga harapan rakyat pun manpu dibingkai dalam pemikiran intelektual yang utuh.
Hasto melanjutkan, jalan intelektual yang telah Daniel Dhakidae perkuat di PDIP dan legacy pemikiran Pancasila, akan selalu hidup dan menjadi daya gerak tidak hanya bagi kader PDIP.
“Namun juga menjadi metode dan sekaligus model untuk melihat kegelapan kekuasaan dalam terang pemikiran intektual yang selalu menampilkan optimisme dalam jalan Pancasila,” tutup Hasto.
Laporan: Sulistyawan