KedaiPena.com – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyatakan sejumlah peritel mengaku tidak mau memasok dan menjual rugi beras premium di ritel-ritel modern.
Ia menyatakan harga beli peritel dari produsen sudah melonjak tinggi. Sementara, harga beras premium terus meningkat harganya. Disampaikan, harga beras yang biasa Rp13.150 per kg, kini harganya sudah meroket jadi Rp16.000-Rp17.000 per kg.
“Jauh sekali peningkatan harganya, dari yang Rp13.150, sekarang bisa jadi Rp16 hingga Rp17 ribu. Bahkan ada yang sudah jual Rp18 ribu. Kalau 5 kg ya berarti tinggal dikalikan 5 saja,” kata Roy ditulis Selasa (13/2/2024).
Ia menyatakan tak mungkin bagi peritel untuk menjual dengan harga murah, padahal harga belinya mahal.
“Nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian. Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga mahal,” ujarnya.
Namun, lanjut Roy, ada juga peritel yang memilih terpaksa memasok beras di ritel modernnya karena ada desakan dari masyarakat akan kebutuhan beras.
“Tapi ada peritel yang memilih, ‘ya udah saya beli mahal, tapi saya jual mesti di atas HET’. Karena yang di pasar tradisional kan jualnya juga sudah di atas HET. Tapi ada Peritel ini yang didesak masyarakat, karena masyarakat perlu beli beras, ya mau nggak mau jadi nabrak,” ujarnya lagi.
Selain itu, Roy menyebut kelangkaan beras di ritel saat ini juga disebabkan karena pasokan beras dari Perum Bulog yang belum merata.
“Kami berharap agar pemerintah dapat merelaksasi HET sementara waktu sampai kondisi harga mulai kondusif. Aprindo juga berharap agar Bulog memberi jaminan pemerataan supply beras SPHP dan beras-beras premiumnya ke ritel modern,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa