KedaiPena.com – Koordinator Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) Catur Sigit Nugroho menyampaikan pada tahun 2023 ini akan memfasilitasi perjalanan mudik dan balik bagi 158 pemudik disabilitas melalui sarana transportasi Bus, Kereta dan Pesawat.
Ia menyatakan tercatat selama ini, MRAD yang diselenggarakan sejak 2016 dengan memfasilitasi 7 disabilitas, secara rutin melakukan fasilitasi bagi para disabilitas setiap musim mudik.
Tahun 2017 dengan 28 disabilitas dan pendamping, 2018 dengan 67 disabilitas dan pendamping, 2019 dengan 189 disabilitas dan pendamping serta 2023 dengan 158 disablitas dan pendamping.
“Ragam disabilitas yang diberangkatkan adalah paraplegia, polio, tuna rungu, tuna netra, intelektual dan mental. Untuk tahun ini, secara rinci adalah tuna rungu 9 orang, tuna netra 12 orang, paraplegia dengan kursi roda 9 orang, polio dengan kursi roda 2 orang, daksa non dkursi roda 25 orang, intelektual 3 orang, mental 1 orang dan anak anak dari keluarga disabiitas non disabilitas 22 orang,” kata Catur melalui keterangan tertulis, Sabtu (15/4/2023).
Diantara 158 dari pemudik data tersebut, lanjutnya, ada pemudik anak disabilitas yaitu fisik 1 dan tuli 1. Kemudian Perempuan Disabilitas berjumlah 23 orang dengan perempuan disabilitas daksa non kursi roda 12 orang, daksa dengan kursi roda 4 orang, tuna netra 4 orang, dan tuna tungu 3 orang.
MRAD kali ini akan melintasi daerah yang telah memiliki Perda Disabilitas yaitu Medan Sumatera Utara dengan Raperda Penyandang Disabilitas dan UMKM, Jakarta dengan Perda nomor 4 tahun 2022 tentang Pelaksanaan Penghormatan Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas Disabilitas, Yogyakarta dengan Perda nomor 5 tahun 2022 tentang Pelaksanaan Penghormatan Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas Disabilitas, Pati Jawa Tengah dengan Perda nomor 2 tahun 2022 tentang Penyandang Disabilitas, Banyumas dengan Perda nomor 19 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pelayanan Disabilitas, Kebumen dengan Perda nomor 9 tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas, Banjarnegara dengan Perda nomor 27 tahun 2017 tentang Penyandang Disabilitas, Klaten dengan Perbup nomor 28 tahun 2016 tentang Partisipasi Penyandang Disabilitas Dalam Pembangunan, Wonosobo dengan Perda nomor 1 tahun 2015 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas, Solo Surakarta dengan Perda nomor 9 tahun 2020 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas, Wonogiri dengan Perda nomor 8 tahun 2013 tentang Kesetaraan dan Pemberdayaan Difabel, Jawa Tengah dengan Pergub nomor 11 tahun 2017 tentang Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas, Jombang dengan Perda nomor 14 tahun 2016 tentang Kesejahteraan Sosial, Surabaya dengan Perda nomor 2 tahun 2014 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Surabaya, Jawa Timur dengan Perda nomor 3 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pelayanan Bagi Penyandang Disabilitas, Jombang dengan Perda nomor 14 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
“Ada 2 orang dengan pesawat dengan rute untuk CGK – Medan, Bali – Jakarta. Kemudian 158 dengan Bus dengan rute seperti diatas. Pada fasilitas Bus akan dilengkapi dengan obat obatan, toilet portable, kasur, dispenser, kursi recleaning seat dalam rangka memberi kemudahan, keamanan kenyamanan dan fasilitas dalam akomodasi yang layak untuk para disabiitas di perjalanan,” tuturnya.
Catur menyampaikan para peserta MRAD berharap, daerah tujuan yang belum memiliki Perda Disabilitas, seperti Madiun dan beberapa daerah kabupaten dan kota lainnya dapat segera memenuhi amanat Undang Undang 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dengan menerbitkan Perda tentang Hak Hak Penyandang Disabilitas.
“Tujuan mengingatkan perda yang telah di terbitkan, agar perjalanan kali ini dapat melihat langsung perubahan fasilitas publik yang ramah disabilitas,” tuturnya lagi.
Ia menyebutkan penyelenggaraan MRAD tahun ini didukung oleh Kementerian Perhubungan, Kementerian Sosial, Kereta Api Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Jasa Raharja, Bus BEE Trans, Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), dan Komunitas MRAD.
“Mudik kali ini sebagai media advokasi dalam implementasi UU 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan advokasi implementasi Perda Disabilitas yang telah ada di daerah tujuan. Menjadi masukan bersama antara pengguna yaitu disabilitas dan penyelenggara jasa transportasi. Tidak hanya point to point tapi menjadi keseluruhan proses yang akses dan layak. Baik ketika berangkat, naik transportasi, saat berada di transportasi, ketika turun dari transportasi dan menuju rumah di kampung,” kata Catur.
Hasil dari cek aksessibilitas dan audit yang dilakukan teman teman disabilitas, akan menjadi catatan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (PPTB) Kementerian Perhubungan. Sehingga ada akselerasi dan percepatan pembangunan dan transportasi yang terintegrasi dan ramah disabilitas.
“Bahwa kita ingin ada saling bertukar pengalaman, memberi masukan, bertemu langsung petugas di lapangan dalam mengkomunikasikan aksessibilitas yang layak. Dalam rangka meningkatkan pelayanan transportasi. Sehingga para pengguna transportasi baik disabilitas dan non disabilitas dapat menerima layanan yang memenuhi 4 unsur yaitu kemudahan, keamanan, kenyamanan dan fasilitas yang layak,” ucapnya.
Dalam rekomendasi hasil MRAD di tahun sebelumnya, para pengguna kursi roda memimpikan bisa mudik dengan kereta api, karena dianggap paling aman. Untuk itu komunitas MRAD baru bisa mewujudkan tahun ini, dengan uji coba perdana cek aksessibilitas di Kereta Api bersama 6 pengguna kursi roda (paraplegia, polio, cerebal palsy).
“Kami mengharapkan ada peningkatan kualitas layanan Kereta Api bagi pengguna kursi roda. Selama ini, mudik bagi para penyandang disabilitas pengguna kursi roda menggunakan bus, travel dan mobil. Padahal menurut mereka jaminan 4 unsur tadi masih belum bisa terlaksana dengan baik. Karena para pengguna disabilitas kursi roda penting menjaga struktur tulang yang rentan, sehingga kereta dianggap transportasi dengan guncangan paling minim selama perjalanan,” ucapnya lagi.
Salah satu peserta MRAD pengguna kursi roda polio, Aulia Amin yang akan diberangkatkan via pesawat mengharapkan, dengan kondisinya sebagai seorang pemudik disabilitas berkursi roda sekaligus low vision, adalah ingin merasakan semaraknya suasana lebaran khususnya selama dalam perjalanan.
“Bisa ikut merayakan hari kemenangan dengan kenangan yang berkesan tanpa khawatir akan menjumpai kesulitan. Pengalaman saya berbagai hambatan sarana dan prasarana hingga hambatan sikap oknum penyelenggara layanan transportasi publik membuat penyandang Disabilitas tidak bisa produktif secara maksimal melakukan pemberdayaan ekonominya,” kata Aulia Amin.
Hal tersebut membuat mayoritas penyandang Disabilitas di perantauan kesulitan untuk mengumpulkan biaya untuk mudik.
“Melalui kegiatan mudik ramah Disabilitas ini, saya sangat bersyukur bisa ikut bersuka cita menuju kampung halaman dengan tiket pesawat gratis serta fasilitas yang bebas hambatan. Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara mudik yang mempersiapkan secara khusus supaya Penyandang Disabilitas juga bisa ikut merayakan Idul Fitri bersama keluarga di tanah kelahiran. Mudik dengan aman, nyaman dan terjaga martabat nya karena tidak lagi harus bersusah payah melewati kesulitan selama masa perjalanan,” pungkasnya.
Secara lengkap, jadwal arus mudik MRAD adalah 15 April 2023 akan diberangkatkan dari Stasiun Pasar Senen, yakni Kereta Kertajaya jam 2, 2 orang (1 Netra, 1 Fisik, 1 Tuli dan 1 pendamping); Kereta Jayakarta jam 17, 4 orang (1 tuli, 2 disabilitas fisik dan 1 pendamping); Kereta Bogowonto jam 23, 4 orang (suami istri netra).
Untuk tanggal 16 April 2023 akan diberangkatkan dari Pasar Senen, menggunakan Kereta Jayakarta pada jam 17.10 dengan 4 Disabilitas (2 Fisik, 2 Sensorik, 1 anak dan 5 pendamping atau keluarga)
Pada 18 April 2023 akan diberangkatkan dari Gedung Bank Syariah Indonesia Tower Jalan Gatot Subroto menggunakan 2 Bus dan 1 Mobil Akses Penyandang Disabiitas milik Kementerian Sosial RI pada jam 15.00 WIB dengan 92 orang dengan rincian 28 penyandang disabilitas dan 64 keluarga penyandang disabilitas.
Untuk 20 April 2013 akan diberangkatkan dari Stasiun Pasar Senen, menggunakan Kereta Fajar utama Solo Jam 17.00 dengan 7 orang disabilitas (1 kursi roda, 2 tuna rungu, 4 fisik) dan 9 pendamping atau keluarga.
Adapun jadwal arus balik akan dilaksanakan pada 29 April 2023, yang akan di lepas di Wonogiri dan Madiun dengan 2 Bus dan penjemputan dengan Kereta Api sesuai Stasiun pemberangkatan arus balik.
Laporan: Ranny Supusepa