KedaiPena.Com – Bentrok antara angkutan online dengan angkutan konvensional kembali terjadi di berbagai daerah. Meskipun tak ada korban tewas dalam bentrok-bentrok tersebut, insiden tersebut tentu sangat mengkhawatirkan.
Anggota Komisi V DPR RI Moh. Nizar Zahro angkat suara terkait bentrok angkutan online dan konvensional yang terjadi di berbagai tempat tersebut.
Menurutnya, motif dari dua moda tersebut adalah agar pendapatan dari hasil kerjanya tidak terganggu satu dengan lainnya.
“Muaranya pasti ke ekonomi. Mereka kan sama-sama bekerja. Tentu mereka sama-sama menginginkan pendapatan yang maksimal,” kata politisi dari Fraksi Gerindra ini dalam siaran pers yang diterima redaksi, Minggu (26/3).
Nizar menambahkan, baik angkutan online maupun konvensional hendaknya membuat kesepakatan secara kultural. Rute mana saja yang dilalui oleh supir angkot, tidak boleh dilalui oleh ojek online.
“Sopir angkot itu khan sudah puluhan tahun mencari penumpang di area area itu. Ketika ada ojek online, penumpangnya semakin sedikit. Penumpang itu sedikit banyak beralih ke ojek online. Karenanya harus ada pembagian wilayah beroperasi antara shpir angkot dengan ojek online,” tuturnya.
Politisi dari dapil Madura ini juga menambahkan, di satu sisi saat ini semakin banyak layanan transportasi, baik yang konvensional maupun yang online, semakin baik.
Namun, di sisi lain, jumlah penumpangnya tetap, malah bisa berkurang karena memiliki atau memakai kendaraan pribadi.
“Solusinya tentu selain pembagian wilayah beroperasi, meminimalisir penggunaan mobil pribadi sehingga masyarakat lebih menggunakan jasa transportasi maka akan meningkatkan jumlah penumpang. Dengan begitu maka baik yang ojek online maupun angkot sama sama mendapatkan pengguna layanan transportasi,” urainya
Laporan: Muhammad Hafidh