BANYAK yang bilang katanya Jokowi itu fragile, Jokowi rapuh.Â
Tapi ada juga yang mengatakan Jokowi tipikal pemimpin Jawa yang menjaga harmoni spiritual, mengutamakan kerukunan dan keselarasan, walaupun Jokowi bukan berasal dari ‘’kasta’’ apa-apa dibandingkan Sukarno yang lahir dari keluarga priyayi atau Soeharto yang penghayat kebudayaan Jawa sehingga mengindentikkan diri sebagai Semar.Â
Jokowi itu proletar, yang sering diistilahkan bagai lakon wayang Petruk Jadi Raja.
Kenapa Jokowi dikatakan fragile?Â
Karena ada kesan kuat Jokowi kini makin dikunci oleh menteri-menteri anasir KKN yang mendominasi kabinet.Â
Jokowi tidak bisa bersikap tegas karena kurang percaya diri sebagai presiden, bahkan katanya kalah kapasitas dengan sang wapres.Â
Kabarnya hampir dalam setiap rapat kabinet Jokowi lebih banyak bertindak seperti moderator atau pendengar belaka, sedangkan wapres Jusuf Kalla sangat agresif, dia misalnya bisa membuat mentah background rasionalitas yang telah dikemukakan oleh seorang Menko mengenai suatu masalah.Â
Kabarnya lantaran saking agresif sang wapres seringkali memperlihatkan ketidaksukaannya secara terbuka kepada Menko tersebut, meskipun argumen sang Menko sepenuhnya benar. Misalnya dalam persoalan ladang gas abadi Blok Masela, dimana sistem onshore yang diperjuangkan oleh sang Menko didedikasikan untuk kepentingan masyarakat banyak, khususnya masyarakat di wilayah Timur Indonesia, kepulauan Maluku dan sekitarnya.
Ditunda-tundanya pelaksanaan reshuffle jilid kedua juga katanya makin memperlihatkan Jokowi rapuh, padahal diyakini Jokowi sudah tahu persis ‘’peta’’ kabinet saat ini didominasi oleh menteri-menteri anasir KKN dan ‘’para herder’’ penjaga kepentingan asing.
Kenapa Jokowi belum mau kembali melakukan reshuffle, padahal tahu dirongrong dan seringkali dijatuhkan wibawanya oleh menteri-menteri anasir KKN yang juga bertindak seperti herder penjaga kepentingan asing?Â
Ada olok-olok yang berkembang soal kapan pelaksanaan reshuffle jilid kedua ini katanya cuma ada dua yang tau kepastiannya, yaitu: Jokowi dan Tuhan.
Dimana peran Megawati?Â
Ada yang mengatakan Mega sudah tidak bisa diharapkan untuk menolong Jokowi, walaupun sebenarnya sangat banyak yang bisa dilakukan putri sulung Sukarno itu buat Jokowi.
Pertama, Mega dapat memerintahkan Jokowi untuk kembali ke dalam rel ideologi Sukarno (PDIP), yaitu kembali ke Tri Sakti.Â
Kedua, mendorong Jokowi untuk segera melakukan reshuffle dengan mengangkat menteri yang punya visi Tri Sakti, punya tipe operational leadership, anti KKN, dan punya karakter keberpihakan kepada rakyat. Banyak yang bilang, tipe menteri seperti RR (Rizal Ramli) harus diperbanyak di kabinet kalau Jokowi ingin membawa perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.Â
Ketiga, Mega harus menggunakan momentum pemerintahan Jokowi ini untuk mengangkat harkat dan martabat dirinya sebagai negarawan dan nama besar Sukarno sebagai bapak bangsa yang dicintai karena keberpihakannya yang sangat jelas kepada rakyat.
Oleh Jurnalis Senior Arief Gunawan