KedaiPena.Com – Pengamat Energi Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi angka bicara soal keberhasilan Pertamina Persero yang menjadi kontraktor Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi Rokan di Riau.
Fahmy begitu ia disapa meminta agar Pertamina tidak kembali salah urus seperti yang terjadi di Blok Mahakam, Kalimantan Timur.
“Pertamina sebelumnya sudah diberikan Blok Mahakam. Namun ternyata produksinya malah menurun setelah dipegang Pertamina,†ujar Fahmy kepada KedaiPena.Com, Selasa, (31/7/2018).
Tak hanya itu, Fahmy juga berharap, agar Pertamina tidak kembali melakukan ‘share down’ pada Blok Rokan ini.
Fahmy kembali menujuk kejadian di Blok Mahakam yang dimana Pertamina men-‘share-down’ sahamnya hingga 39 persen.
“Di Mahakam Pertamina awalnya mengajukan 100 persen dikelola sendiri dan berkomitmen akan menambah modal untuk mencari sumur- sumur baru untuk meningkatkan produksi. Namun sayangnya Pertamina malah mengajukan ‘share down’,†imbuh Fahmy.
Fahmy menegaskan, jika Pertamina kembali mengelola ladang minyak Rokan seperti Mahakam, maka tak ayal BUMN migas terbesar di Indoensia itu hanya bertugas sebagai makelar saja.
“Poinnya adalah Pertamina itu di awal dia menggebu, tapi ternyata kemudian ‘share down’. Kalau polanya sama seperti itu sesungguhnya Pertamina hanya jadi makelar. Maksudnya sudah selesai, dikasih gratis lalu malah di-‘share-down’,†kata Fahmy.
Diketahui, Pertamina resmi mendepak Chevron sebagai kontraktor Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi Rokan di Riau. Pertamina akan menjadi kontraktor ladang minyak tersebut mulai 8 Agustus 2021 hingga 2041. (Baca Juga: Resmi Kelola Blok Rokan, Pertamina Ajukan Bonus Lebih Besar)
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan pemerintah memilih Pertamina karena alasan komersial.
Pertamina, kata Arcandra, mengajukan bonus proposalnya tanda tangan sebesar US$784 juta atau sekitar Rp11, 3 triliun.
Laporan: Muhammad Hafidh