KedaiPena.Com – Ketua DPP PKS Bidang Polhukam Almuzzammil Yusuf mengecam pelarangan jilbab oleh juri kepada atlet Blind Judo, Miftahul Jannah di arena Asian Paragames 2018 yang diselenggarakan di Jakarta. Muzzammil juga mengapresiai keyakinan Miftahul Jannah yang memegang teguh hal yang prinsip bagi Muslimah.
“Saya bersama Miftahul Jannah, mengecam pelarangan jilbab kepada atlet untuk meraih prestasi. Tidak ada alasan yang realistis sedikit pun untuk mencegah atlet mengekspresikan agamanya,” tegas politisi PKS ini di Jakarta, ditulis Rabu (10/10/2018).
Menurut Anggota DPR RI asal Lampung ini dalam dua hari ini ada dua peristiwa penting dunia atlet bela diri yaitu fenomena Khabib Nurmagomedov atlet UFC dan Miftahul Jannah atlet Judo Indonesia.
“Dari keduanya kita melihat ada yang lebih tinggi dari bela diri yaitu bela agama. Khabib menggunakan bela diri untuk membungkam penghina keyakinannya. Miftahul Jannah merelakan kesempatan mendapat medali demi mempertahankan keyakinannya sebagai muslimah,” terangnya
Menurut alumni Ilmu Poltik UI ini, atlet Taekwondo berjilbab Defia Rosmaniar sudah membuktikan jilbab tidak menghalanginya mendapat emas pertama untuk Indonesia di Asian Games 2018 dari cabang Taekwondo.
“Sudah banyak cabang olahraga yang membolehkan muslimah kenakan jibab. Seharusnya Asian Paragames menjadi ajang yang adil untuk kemanusiaan, karena memberikan kesempatan kepada kaum disabilitas. Tetapi malah ternodai oleh aksi diskriminasi kepada agama tertentu,” jelasnya.
Muzzammil mengajak semua pihak berdiri bersama Miftahul Jannah melawan diskriminasi agama di berbagai cabang olahraga dan profesi.
“Indonesia dan dunia Islam harus berjuang mencabut aturan atletik internasional yang diskriminatif terhadap agama,” ujarnya.
Anggota Komisi III DPR RI ini mempertanyakan mengapa Pemerintah sebagai tuan rumah Asian Paragames tidak berjuang keras menyuarakan sebuah pelanggran HAM dalam aspek agama terhadap atletnya sendiri.
“Seharusnya pemerintah tidak tinggal diam. Ini terkait dengan martabat bangsa dan kemuliaan agama yang harus dipertahankan. Bahkan konon ada yang melobi Miftahul Janah untuk membuka jilbab. Sungguh Ironis,” ungkapnya.
Laporan: Muhammad Hafidh