KedaiPena.Com – Bekerja sebagai supir angkutan Rangkasbitung-Ciboleger membuat Deni tidak mempunyai pendapatan yang konsisten setiap bulan.
Angkot Rangkasbitung-Ciboleger sendiri merupakan jalur utama wisatawan untuk berkunjung ke kampung Adat Baduy. Selain Ciboleger, alternatif lain wisatawan ke Baduy adalah lewat Cijahe.
Meski demikian, hal tersebut tidak membuat Deni menyerah untuk menafkahi dan memberikan yang terbaik bagi istri dan kedua anaknya.
“Saya jadi supir sudah dua tahun. Sekarang lagi agak sepi angkot Rangkasbitung-Ciboleger, jadi pendapatan naik turun,” ujar dia kepada KedaiPena.Com, belum lama ini.
Sayang, bapak dua anak ini enggan membeberkan berapa rata-rata pendapatannya.
Soal kecelakaan kerja, resiko pekerjaan seperti yang dilakoni pasti ada dan selalu mengintai. Seperti kecelakaan. Apalagi jalur tersebut berkelok dan tidak selamanya rata.
Untungnya, sampai saat ini tidak pernah mengalami hal buruk ketika sedang bekerja sebagai supir angkot Rangkasbitung-Ciboleger.
“Tidak sih, Alhamdulilah, paling biasanya cuma mobil yang kena. Saya sendiri Alhamdulilah belum pernah kena,” papar Deni.
Namun Deni mengaku tertarik bila memang ada program jaminan sosial yang melindungi diri ketika mengalami kecelakaan kerja.
BPJS Ketenagakerjaan (TK) sendiri saat ini mempunyai program untuk para pekerja informal seperti Deni. Ia mengaku baru mengetahui program BPJS TK tersebut.
“Ya enak sih kalau ada itu. Saya jadi ingin ikut BPJS TK, ” pungkas Deni.
Terminal Ciboleger merupakan pos terakhir sebelum melakukan treking ke kampung adat Baduy. Di mana jalur pendakiannya terbilang cukup ekstrem, apalagi jika lewat Jembatan Akar.
Laporan: Muhammad Hafidh