KedaiPena.Com- Di tengah rencana impor beras satu juta ton oleh pemerintah, sejumlah pihak malah menyoroti kinerja Bulog pimpinan Budi Waseso. Banyak yang mempertanyakan kinerja perusahaan plat merah dalam menyerap gabah hasil panen petani.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi IV DPR RI fraksi Partai Gerindra Endang S. Thohari mengaku wajar dengan kinerja Bulog tersebut. Pasalnya, kata dia, Bulog selama ini memang tekendala biaya operasional.
“Biaya operasional bulog pinjam dari bank.Dengan suku bunga komersial,” tegas Endang sapaanya, Sabtu, (27/3/2021)
Endang memandang, kinerja Bulog akan semakin bagus jika memang didukung dengan dana operasional yang memadai.
“Bagus bila didukung dengan dana operasional yang memadai,” tegas Endang.
Endang menekankan, negara harus mampu menjamin ketersedian dan kecukupan hingga keterjangkauan harga pangan. Negara juga harus memenuhi konsumsi serta keamanan mutu dan gizi pangan.
Hal ini seusai dengan amanat pasal 33 ayat Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya harus dipergunakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
“Peran Bulog seharusnya menjadi Badan penyangga dan pengelola Pangan di bawah Presiden langsung dan berperan sebagai BUMN yang melindungi petani kita,” tandas Endang.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi kembali menyoroti masalah kinerja perusahaan BUMN Bulog. Dia menilai Bulog gagal dalam melakukan tiga hal.
Pertama, kata Dedi, Bulog tak memiliki kemampuan menyerap gabah petani, sehingga para petani menjual hasil padinya ke tengkulak. Namun, seringkali tengkulak tidak semuanya memiliki modal yang cukup.
Kedua, yang gagal dilakukan Bulog adalah tidak maksimalnya menyerap gabah petani. Menurut Dedi, daya serap Bulog itu rendah, karena seirng kali membeli beras di bawah tengkulak.
Misalnya, tengkulak membeli gabah dari petani Rp 4.200 per kilogram, sedangkan Bulog hanya Rp 3.800 per kilogram. Hal itu karena memang Bulog memiliki kehati-hatian dalam membeli gabah.
Ketiga, Bulog tak memiliki gudang dengan teknologi memadai dalam penyimpanan beras. Akibatnya, beras yang disimpan di gudang tidak bisa bertahan lama sehingga mudah busuk.
Laporan: Muhammad Hafid