KedaiPena.Com – Respon para loyalis Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyerang Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum kader Partai Demokrat untuk melakukan judicial review mengenai AD/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung dinilai sangat memalukan.
“Kenapa loyalis ingin membatasi kebebasan Yusril Ihza Mahendra dalam menerima kuasa dari empat kader Partai Demokrat untuk melakukan judicial review ke Mahkamah Agung yang disahkan Kumham 18 Mei 2020,” kata Pengamat Politik Fernando Emas dalam keterangan tertulis, Minggu, (26/9/2021).
Apapun alasannya, kata Fernando, para loyalis AHY tidak memiliki hak untuk melarang Yusril menerima kuasa dari Muhammad Isnaini Widodo, Nur Rakhmat Juli Purwanto, Ayu Palaretins dan Binsar Trisakti Sinaga.
“Sebagai pihak yang merasa diperlakukan tidak adil oleh Partai Demokrat dibawah kepemimpinan AHY memiliki hak untuk memperjuangkan haknya berdasarkan UU yang berlaku,” tutur Fernando.
Fernando menilai, pemberi kuasa kepada Yusril sedang melakukan perjuangan untuk melawan dinasti politik dalam Partai Demokrat.
“Mereka merasa sedang dikebiri haknya dalam menjalankan demokrasi di Partai Demokrat sehingga melakukan judicial review terhadap AD/ART Partai Demokrat,” tutur Fernando.
Fernando menyarankan, sebaiknya para loyalis AHY tidak frustasi menghadapi proses hukum yang merupakan sesuatu hal biasa dalam negara demokratis yang menjunjung tinggi hukum.
“Jangan selalu ingin mengintervensi pihak lain termasuk Yusril yang memiliki hak untuk menerima kuasa dan membela siapapun yang menginginkan keadilan,” tutur Fernando.
Fernando menekankan, pihak AHY sebaiknya menyadarkan diri mereka, bahwa Partai Demokrat adalah aset bangsa yang wajib dijaga.
“Semua komponen bangsa yang ingin menguasai Partai Demokrat menjadi aset pribadi,” tandas Fernando.
Laporan: Sulistyawan