KedaiPena.Com – Era kemajuan digital memaksa pola pikir generasi penerus agar mengikuti pergerakan zaman. Seni tradisi dan budaya adalah salah satu ‘korban’ dari kemajuan era digital, di mana banyak generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu untuk hanyut dalam arus era digital, dan hanya sedikit yang menekuni warisan budaya.
Namun hal berbeda dilakoni oleh pemuda Wonogiri, Nandang Prihatin (23). Mahasiswa yang tengah menyelesaikan studi S2 di ISI Surakarta berupaya membumikan seni budaya kepada masyarakat umum.
Lewat polesan seni pentas rakyat yang dibalut koreografi, Nandang menggelar pra tugas akhir di tengah warga Desa Keloran, Kecamatan Selogiri pada Jumat 14 April 2017 yang lalu. Ia pun berhasil meyakinkan dosen penguji dengan lakon RM Said Ngudi Prajurit di Pasiraman Sendang Sinangka.
Alhasil, dosen penguji yang juga dancer dan koreografer asal solo, Eko Pece biasa dipanggil, memberikan lampu hijau untuk Nandang agar menampilkan pertunjukan pentas rakyat yang sesungguhnya pada ujian akhir.
Selepas pentas pra ujian, dosen pembimbing, Eko Pece, pun kagum dengan performa para masyarakat desa yang dengan antusias mengikuti pentas rakyat ini.
Mulai dari pengrawit gamelan yang terdiri dari masyarakat sekitar, para pemain dimainkan para tokoh dan aparat desa termasuk kepala desa, para penari yang notabenenya anak dan remaja kampung, hingga warga masyarakat yang menyaksikan dari awal sampai akhir pertunjukan.
Ini membuktikan bahwa nilai budaya yang ada belum mati melainkan hanya tertidur saja. Bahkan warga ada yang antusias sehingga dari waktu latihan hingga pementasan selalu berada di Pasiraman Sendang Sinangka ini.
Sementara itu, Medi Sutikno warga sekitar yang berprofesi sebagai staf di Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri mengaku antusias dengan hal tersebut.
“Saya senang kok mas, kalau ada pementasan seperti ini. Apalagi ada iringan musik gamelan, rasanya bisa kembali ke zaman dulu sewaktu saya masih anak-anak. Kalau perlu acara seperti ini diadakan secara rutin, bagus untuk pelajaran anak-anak, ga cuma sinetron yang tidak ada pendidikannya, mas,” tegas dia.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh pemeran Walanda (Belanda), Jimin, yang merupakan purnawirawan TNI. Dulu waktu dia masih dinas di koramil, drama kolosal atau pertunjukan apapun selalu ia ikuti.
“Makanya kegiatan seperti ini saya mendukung, saya bantu sebisa saya pokoknya” tuturnya dengan nada yang bersemangat.
Juru Kunci Pasiraman Sendang Sinangka sekaligus dalang dan penata iringan pada pentas ini, Mulyanto, S.Kar, MM, mengatakan bahwa potensi yang ada di masyarakat bagitu besar. Namun begitu yang terpenting adalah kemauan dan keinginan masyarakat dalam melestarikan budaya yang patut diberikan apresiasi.
Di lain kesempatan, kepala desa setempat, Sumaryanto, menyampaikan bahwa pemerintah desa siap mendukung kegiatan positif yang dikembangkan oleh warga.
“Bisa dimanfaatkan dana desa yang tujuannya untuk membangun desa, termasuk membangun SDM-nya dengan kegiatan positif seperti ini,” tandas dia.
Laporan: Aris Sugiyanto