KedaiPena.Com – Pasca penggusuran yang dilakukan PT Langkat Nusantara Kepong (LNK) Malaysia, warga Desa Mekar Jaya, Langkat akhirnya mendatangi kantor Agraria Tata Ruang dan Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sumut untuk mempertanyakan kejelasan lahan mereka yang di klaim oleh perusahaan asal negeri Jiran itu, Senin (3/4).
Disela orasi, salah seorang massa aksi, Tumini (50) pun menceritakan penderitaan yang dialami masyarakat. Anak-anak mereka sekarang bersekolah tanpa mengenakan seragam, sebagai dampak dari penggusuran itu.
“Waktu digusur kemarin, kami mau ambil seragam anak sekolah gak di kasih. Sekarang anak kami sekolah gak pakai seragam,” kata Tumini dengan mimik sedih.
Ibu 5 anak mengatakan, dirinya dan warga lain terpaksa tidur beratapkan tenda. Saat malam dan hujan tiba, mereka harus menahan udara dingin yang menusuk.
Saat penggusuran terjadi (27/3) lalu, lanjut Tumini, PT LNK masuk ke lahan warga bersama dengan personel Satpol PP, Polisi dan TNI. Rombongan itu juga membawa serta alat berat dan langsung meratakan rumah-rumah warga.
“Kami udah gak berdaya lagi. Mau makan apa lagi lah kami ini. Paling yang kami punya cuma singkong godok,” ungkap Tumini terisak.
Tumini juga bercerita tentang anak-anaknya. Mereka terancam kelaparan karena tak punya penghasilan lagi. “Kalau kami ini gak apa. Tapi yang jadi pikiran ini anak kami. Kami mau makan pun gak ada. Kalau kami kelaparan gak apa. Anak kami?,” kata Tumini mengurai penderitaan dirinya dan warga korban penggusuran.
Sementara itu, Ketua Umum DPW Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumut, Zubaidah, mengutuk keras penggusuran tersebut. Dia mengatakan, apa yang dilakukan PT LNK sudah melanggar instruksi Presiden Joko Widodo soal percepatan reforma agraria.
“PT LNK, Pemprov dan Pemkab telah ingkar kepada instruksi Jokowi sebagai presiden. Mereka tidak patuh terhadap instruksi reforma agraria,” katanya.
Zubaidah menegaskan, PT LNK telah mengingkari Rapat Dengar Pendapat dengan DPRD Sumut pada 30 Januari 2017 lalu.
“Hasil RDP memutuskan agar kedua belah pihak yang berkonflik agar mendinginkan suasana. Apalagi lahan itu sedang dalam status quo,” kata Zubaidah.
Laporan: Iam