KedaiPena.Com- Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar menilai penyebab kelangkaan beras premium di toko ritek saat ini disebabkan lantaran produksi gabah tahun 2023 memang lebih rendah dari pada 2022. Hermanto sapaanya mengakui bahwa rendahnya produksi gabah di 2023 mempengaruhi stok beras.
“Disisi lain, konsumsi beras 2023 hingga saat ini memang meningkat,” kata Hermanto, Rabu,(14/2/2024).
Hermanto memandang, peningkatan konsumsi atau permintaan tersebut disebabkan oleh naiknya jumlah penduduk dan pendapatan perkapita masyarakat. Selain itu, kata dia, ada tambahan peningkatan permintaan beras seiring masa kampanye di periode Pemilu ini.
“Cukup banyak kontestan Pemilu yang membeli beras untuk dibagikan di dapilnya masing-masing. Angkanya saya tidak tahu, karena sepengetahuan saya tidak ada yang melakukan survei tentang itu,” jelas Hermanto.
Hermanto juga mengaku mendengar beberapa pedagang maupun pemilik penggilingan menyatakan tambahan kenaikan permintaan beras tersebut cukup besar khususnya yang berkualitas premium.
Semantara itu, Hermanto pun mengaku khawatir kelangkaan dan kenaikan harga beras premium ini berdampak ke banyak hal. Salah satunya, adalah memicu kenaikan harga beras kualitas di bawahnya.
“Dampaknya, adalah kelangkaan sehingga sebagian masyarakat menyesuaikan volume konsumsi beras dan nasi,” ungkap Hermanto.
Meski demikian, Rektor Perbanas Institute ini meminta masyarakat tidak khawatir lantaran banyak substitusi beras yang masyarakat sudah familiar, seperti mie instan dan lain-lain.
“Adapun dampak makro, kemungkinan laju inflasi bulan Februari 2024 agak lebih tinggi daripada yang biasanya,” jelas Hermanto.
Hermanto berharap, seiring dengan berakhirnya Pemilu mudah-mudahan situasi akan kembali normal. Terlebih lagi, kata Hermanto, di pertengahan dan akhir Maret nanti petani padi mulai banyak yang panen.
“Sehingga akan menstabilkan kembali persediaan dan harga gabah dan beras,” tandas Hermanto.
Laporan: Muhammad Hafid