KedaiPena.Com – Sampah plastik adalah sampah utama yang diperangi oleh semua orang di seluruh dunia. Karena sampah plastik adalah unsur yang tidak bisa diuraikan oleh alam secara alami.
Sehingga membutuhkan campur tangan manusia untuk bisa terurai ataupun diolah untuk menjadi bahan baku yang siap dipakai kembali. Masalah ini pun dihadapi oleh salah satu destinasi super prioritas Labuan Bajo.
Untuk menjaga kelestarian alam dan sekaligus menjaga citra Labuan Bajo, Penggiat Sampah Thomas Aquino VF Ampur melakukan pengolahan sampah. Dan upaya pengolahan sampah yang dimulai sejak tahun 2014 ini mulai menunjukkan hasil yang memuaskan.
“Ini diawali dengan pengajuan kami untuk mendapatkan pengetahuan tentang pengolahan sampah dari World Wild Fund (WWF) pada 2014. Ini murni keinginan masyarakat. Keinginan kami ini disambut oleh WWF dan memberikan beberapa pelatihan kepada anggota kami,†kata Tos Ampur saat ditemui di sela-sela Kegiatan Penguatan Kelompok Sadar Wisata yang digagas Kementerian Pariwisata di Labuan Bajo, ditulis Kamis (20/9/2018).
Selama 3 tahun, kegiatan pengolahan ini sempat naik-turun. Tapi semenjak 1 tahun terakhir peningkatannya cukup baik.
“Waktu awal, saya ada di ‘private sector’, mengurus sampah juga. Tapi sejak saya bergabung ke Koperasi Serba Usaha (KSU) Sampah Komodo sebagai ketua, setahun yang lalu, terlihat adanya peningkatan signifikan. Padahal sebelumya, selama 3 tahun berjalan, itu kondisinya masih naik turun,†papar Tos Ampur.
Pengambilan nama KSU Sampah Komodo ini awalnya dibentuk berdasarkan keinginan masyarakat untuk dapat menciptakan berbagai usaha. Tapi dalam perjalanannya, para pengurus KSU Sampah Komodo akhirnya memutuskan untuk fokus pada sampah saja.
“Pengolahan sampah di tempat kami ini berbasis pada masyarakat. Di mana pemilahan pada jenis sampah, yaitu botol kaca, semua jenis plastik, berbagai jenis kertas, alumunium dan minyak goreng bekas, semua dilakukan oleh masyarakat. Kegiatan yang kami lakukan meliputi pengangkutan sampah, jual beli sampah, daur ulang dan edukasi,†kata Tos lebih lanjut.
Diawal, pengambilan hanya berkisar 200-300 kg per hari. Tapi saat ini sudah mencapai hitungan ton per harinya.
“Saat ini, dengan adanya jaringan yang sudah baik, kami sudah memiliki armada transportasi berupa  1 buah motor roda 3 dan 1 buah mobil kolt. Dan kami juga sudah memiliki 4 mesin, yaitu mesin pres 2 buah, mesin cacah 1 buah dan mesin cacah kresek 1 buah,†papar Tos.
Dengan adanya mesin pres ini, Tos menyatakan pekerjaan mereka jauh lebih cepat dibandingkan awal dahulu saat mereka masih melakukan pres botol secara manual.
“Dengan tekan manual, kami hanya bisa menghabiskan 2 bal botol plastik. Kalau sekarang, dengan kapasitas mesin 500 kg per hari, kami sedikit kekurangan bahan baku. Jadi selain dengan sampah yang kami terima dari masyarakat, kami juga menempatkan orang di tempat pembuangan sampah untuk memilah sampah yang tidak tertangkap. Per hari ini, kami sudah memiliki anggota 5 orang,†ungkapnya.
Tindakan ini, dinilai Tos bisa mengurangi permasalahan sampah di Labuan Bajo. Karena adanya penjemputan sampah ke hulu dan pembelian sampah dari pemulung di hilir.
“Potensi penghasilan dari pengolahan sampah ini cukup baik, yaitu sekitar Rp30 juta per bulan. Dan yang lebih baiknya adalah kita membantu kota kita menjadi lebih baik,†katanya.
Laporan: Ranny Supusepa