KedaiPena.com – Upaya membangkitkan kesadaran masyarakat untuk mulai peduli pada sampah dan bahayanya, dapat dilakukan melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat secara langsung dan melihat para pemangku kepentingan. Salah satunya dengan Beach Clean Up.
Beach Clean Up yang digagas oleh Sahabat Laut Indonesia (SLI) di Pulau Buluh Kepulauan Riau pada Sabtu (17/6/2023) dinyatakan berhasil mengumpulkan sampah hingga 900 kilogram, yang 50 kilogram diantaranya merupakan sampah botol.
Relawan Sahabat Laut Indonesia (SLI) Setia Angkasa menyatakan Beach Clean Up yang diselenggarakan di Pulau Buluh ini memiliki arti penting dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan laut, melalui pencegahan masuknya sampah ke badan laut.
“Yang pertama, adalah dengan kegiatan ini, kita mencoba meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan laut dan bahayanya sampah,” kata Setia, Minggu (18/6/2023).
Untuk mencapai hal tersebut, ia melanjutkan, kegiatan Beach Clean Up ini akan memberikan edukasi pada masyarakat bagaimana mengelola sampah secara baik.
“Kita akan mendorong masyarakat untuk mengurangi kegiatan yang menghasilkan sampah. Kalaupun ada, kita dorong masyarakat untuk menilai sampah. Kita juga tunjukkan kepada masyarakat, bahwa ada nilai ekonomis dari sampah,” ujarnya.
Setia menyebutkan, dengan senantiasa mendorong masyarakat peduli akan lingkungan bebas sampah, diharapkan kedepannya akan semakin berkurang jumlah sampah yang dihasilkan oleh tiap keluarga, untuk selanjutnya juga akan menurunkan potensi masuknya sampah ke badan laut.
“Dengan gaya hidup bersih maka sama saja, akan menjadi bagian dari program Sustainable Development Goals (SDGs) untuk point air bersih dan sanitasi layak, serta menjaga ekosistem laut,” ujarnya lagi.
Lebih lanjut, Setia menjelaskan Beach Clean Up ini merupakan kolaborasi antara Sahabat Laut Indonesia, WCD Kepri Kota Batam dan Guru Penggerak.
“Selain itu kita juga merekrut volunteer untuk kegiatan ini. Keseluruhan panitia berjumlah 38 orang dan untuk peserta sekitar 200 orang, yang berasal dari SMA 11 Batam, SMP 5 Batam, siswa SD dan masyarakat setempat,” kata Setia.
Ia menyebutkan, kegiatan ini juga didukung penuh oleh Lurah Pulau Buluh, Arphin, S.IP., beserta para aparat pemerintahan setempat.
Setia menjelaskan kondisi lingkungan Pulau Buluh sebelum dibersihkan, secara fisik kotor. Sampah ditemukan berserakan di jalan hingga di kolong-kolong rumah warga terutama yang berdiri di atas laut sangat kotor.
“Setelah dibersihkan lingkungan bagian darat menjadi bersih, sedangkan bagian laut di RT 11 sampah cukup berkurang. Begitupula dengan wilayah pesisir,” ungkapnya.
Dari kegiatan ini, ia menyebutkan sampah yang berhasil dikumpulkan dari tiga sektor yang menjadi sasaran mencapai sekitar 900 kg, dengan 50 kg diantaranya adalah sampah botol.
“Untuk kategori sampahnya, ada tiga, yaitu Sampah organik yang dibersihkan oleh ibu-ibu dan masyarakat Pulau Buluh, sampah anorganik atau campuran tidak layak tukar seperti plastik botol yang sudah rusak, sterofoam, baju, kain, plastik, popol, kemasan sabun dan shampo, yang kebanyakan dari area dekat laut, serta sampah anorganik layak tukar yaitu botol-botol yang bisa ditukarkan kepada bank sampah,” ungkapnya lagi.
Setia menambahkan sampah anorganik campuran dibawa ke Batam untuk di serahkan ke DLH agar dibuang ke TPS Punggur.
“Sedangkan sampah anorganik layak tukar, ditukarkan dengan Bank Sampah dan Free the Sea, yang memang sudah kita ajak bekerja sama,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa