KedaiPena.com – Paska erupsi Gunung Semeru, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kini bersiap untuk melanjutkan pada tahapan recovery atau pemulihan paska bencana. Dan terus melanjutkan bantuan pada daerah-daerah yang belum tersentuh bantuan.
Ketua BAZNAS Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, menjelaskan teknik recovery yang merupakan kelanjutan dari program penanganan bencana juga menjadi bagian dari langkah aktif BAZNAS di lokasi yang terdampak bencana.
“Programnya bisa berupa recovery rumah yang terdampak, program jaga yatim yang ditinggal wafat oleh orang tuanya dengan menyediakan biaya pendidikan, program jaga siswa untuk menjaga keberlangsungan pendidika bagi para peserta didik dan program jaga usaha yang dilaksanakan untuk membantu keberlangsungan kehidupan secara ekonomi,” kata Prof Noor dalam konpers online yang menyiarkan langsung kondisi para pengungsi erupsi Gunung Semeru, dari Lumajang, Selasa (7/12/2021).
Noor mengungkapkan bahwa pemulihan paska bencana memang menjadi bagian dari program penanganan bencana yang diterapkan BAZNAS.
“Masa pemulihan ini merupakan masa yang menghabiskan biaya paling banyak. Karena itu, BAZNAS selalu bersinergi dengan berbagai pihak untuk memastikan program recovery ini dapat berjalan,” ucapnya.
Tak hanya itu, BAZNAS juga terlibat dalam program mitigasi bencana sebagi bentuk adaptasi atas kerawanan greogafis Indonesia.
“Early warning system ini memang merupakan suatu bagian penting dalam mitigasi bencana di Indonesia. Dan untuk Semeru, saya lihat memang belum ada mitigasi bencananya. Sehingga perlu diupayakan untuk penegakkan mitigasi bencana di Semeru. Tentunya, di daerah lainnya juga,” ucapnya lagi.
Secara terpisah, Direktur BAZNAS, Arifin Purwakananta menyebutkan bahwa BAZNAS sudah berkolaborasi dengan berbagai stakeholder dalam penerapan mitigasi bencana. Seperti BMKG maupun BNPB.
“Contohnya Kampung Tanggap Bencana (KTB). Dimana tujuannya adalah membentuk kampung mandiri yang mampu beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana,” kata Arifin, Rabu (8/12/2021).
Selain itu, KTB juga diharapkan bisa mampu memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana merugikan, jika terdampak.
“Kita mendorong masyarakat untuk mengelola dan menjaga struktur dan fungsi dasar tertentu ketika terjadi bencana. Sehingga apabila terdampak bencana, akan cepat normal kembali atau pulih secara mandiri,” tuturnya.
Arifin sendiri pun merupakan pegiat bencana dan bertanggung jawab sebagai Wakil Ketua Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana.
“Pengurangan risiko bencana ini kita lakukan dengan bersinergi, multisektor dan multidisiplin. Termasuk, mengikuti konferensi PBB untuk mengurangi risiko bencana,” pungkasnya.
Laporan : Natasha