KedaiPena.Com – Ucok, bayi berusia 3 minggu yang terlahir dengan kondisi cacat pada tangan dan kaki asal Kelurahan Hutanabolon, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, membutuhkan bantuan dan uluran tangan para dermawan.
Pasalnya, orangtua bayi malang ini, Hotmasari Mendrofa (33) dan Suryani br Lase (33) adalah keluarga sangat sederhana. Hotmasari sebagai keluarga bekerja dengan menyadap getah ke kebun yang harus ia tempuh selama 3 jam pulang pergi setiap hari. Sementara Suryani, mengurusi ladang sepetak berisi Padi yang kini gagal panen, serta cabai.
Kondisi itu juga yang memaksa Suryani, meski baru saja melahirkan 3 minggu lalu, setiap hari sejak Senin (5/9) kemarin, terpaksa membawa bayinya itu ikut ke ladang di tengah hutan perbukitan sejarak 1 kilometer dari rumahnya di Lorong V, lingkungan Siantar Gunung, kawasan Kelurahan Hutanabolon itu.
“Suami (kerja menderesnya, jauh, jalan kaki saja satu setengah jam ke kebun, susah kali kehidupan disini, ya gitulah pencarian disini, menderes (menyadap getah-red), berkebun-kebun. Makanya, lahir si Ucok ini beginilah kondisinya, gak terurus padi, cabai di bawah sanalah yang sedang diusahakan,” kata Suryani saat dikunjungi KedaiPena.Com, Rabu (7/9) di pondok di tengah ladang miliknya.
Sembari menggendong Ucok, ibu dari 4 putra dan 2 putri ini memang berharap agar bayinya itu dapat terawat dengan baik. “Inilah gak sabar menjaga ladang ini, terpaksa bawa dia (Ucok-red) ke ladang ini. Apa lagi mau kami pakai untuk kebutuhan? Kalau abang (suami-red) paling dapat seminggu 50 kilo, dengan harga getah paling Rp5 ribu, berapalah itu? Beli susu saja tidak ada, bagaimana merawatnya dengan baik?” ujar Suryani.
Karena keterbatasan itu juga, lanjut Suryani, bahkan untuk menggelar doa syukuran atas kelahiran bayi sebagaimana saran banyak kerabat, ia dan suami belum juga menunaikannya.
“Siapa tau anak ini membawa rejeki, harusnya buat doa syukuran. Tapi apalah kami buat? Kalau bisa dirawat anak kita ini, gimanalah ya, kondisi ekonomi kami begini, kalau bisa ya dibantu lah kami. Inilah contohnya, baru lahir 3 minggu terpaksa dibawa ke kebun begini. Gak ada pilihan,” imbuh Suryani.
Soal janji operasi yang akan dilakukan kepada Ucok jika sudah berusia 2 tahun, Suryani mengaku pasrah. Ia mengaku tak dapat membayangkan, jika saat besar nanti, mental dan psikologis buah hatinya itu akan terpukul jika menyaksikan teman-temannya bisa berlari dan bermain.
“Kalau dari sisi kemanusiaan kami, ya kami pasrah saja, tapi itulah, kami fikirkan juga, kalau dia sudah besar nanti, dia lihat temannya jalan, dia tak bisa jalan, tapi ya bagaimana kondisi kami? Ya kalau bisa, dibantu sama pemerintah, biar gak terganggu masa depannya,” pinta Suryani memelas.
Harapan senada diungkapkan para tetangga Suryani. Dengan adanya bantuan dan uluran tangan, setidaknya mampu mengobati rasa kecewa bahkan nyaris frustasi yang sempat dialami oleh orang tua bayi malang itu.
“Memang kemarin itu sempat nangis-nangis bapaknya (Hotmasari), ada sejam itu nangis, sampai marah-marah dia. Mau bunuh diri, ya mungkin karena perasaan kecewanya dan terkejut dia. Makanya, kami pun tetangga berharap, ada yang bisa membantulah, apakah soal biaya kehidupan mereka, atau saat operasi nanti,” kata seorang tetangga, mama Sitiur br Mendrofa.
Terpisah, pegiat Sosial Darwinsyah Hutagalung yang turut saat kunjungan itu mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi Ucok. Menurut Darwin, dengan kondisi ekonomi keluarga dan ketidaksempurnaan bayi, uluran tangan dan bantuan layak diberikan.
“Ya, kita sangat prihatin. Tapi, terlepas dari faktor apa yang menyebabkan anak lahir dengan struktur tubuh tak normal, bantuan kepada keluarga dan khusus kepada si anak layak di berikan, karena anak ini kan harus tetap hidup dan harus punya masa depan seperti anak-anak lainnya,” kata Darwin.
Ketua IMM Sibolga-Tapteng ini pun berpesan, agar instansi-instansi terkait dapat memberikan perhatian khusus. Mulai dari usia dini hingga saat besar nanti, ketika si anak sudah dapat menjalani operasi yang dijanjikan.
“Berjalannya operasi beberapa tahun ke depan kan juga tergantung kondisi si bayi saat ini. Kalau si bayi tak terawat sejak dini, tidak sehat, sakit dan lain sebagainya kan akan berpengaruh juga. Makanya, kita minta agar diberikan perhatian khusus, ya setidaknya lebih sering dikunjungi dan diberikan semangat baik kepada orang tua maupun kepada si anak, agar mental nya tetap terjaga,” kata Darwin.
(Har/ Dom)