KedaiPena.Com – Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY menyatakan, batik menjadi salah satu komoditas ekspor andalannya hingga kini. Persentasenya mencapai 30 persen.
“Setelah batik atau produk tekstil lainnya, baru diikuti produk mebel, sarung tangan kulit, dan minyal atsiri,” ujar Kepala Disperindag DIY, Budi Antono di Yogyakarta, Kamis (26/10).
Adapun negara tujuan ekspor batik didominasi kawasan Asia, diantaranya Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Sebagian lainnya, menyasar pasar Amerika Serikat serta negara-negara Eropa.
Untuk meningkatkan daya saing batik di pasar lokal maupun internasional, Disperindag DIY terus menggencarkan sertifikasi pengrajin batik. Berdasarkan data terakhir 2017, baru 320 dari ribuan pengrajin telah melalui uji kompetensi dan tersertifikasi.
Kata Budi, sentra industri batik di DIY terdapat di beberapa lokasi. Misalnya, Dusun Tancep, Trembowo, Gunung Kidul; Imogiri, Pandak, Bantul; Sapon, Gulurejo, Lendah, Kulon Progo; Turi/lereng Merapi, Sleman; dan Taman Sari, Kota Yogyakarta. Jumlah motif batik mencapai 400 macam.