KedaiPena.Com ‎- Suatu kebanggaan dirasakan oleh PLN Papua ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (17/10) lalu meresmikan enam infrastruktur kelistrikan di Papua berbasis energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.‎
Bertenaga Mini Hidro Prafi 2×1,25 MW melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air Orya Genyem 2×10 MW dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 kV Genyem-Wamena-Jayapura sepanjang 174,6 km sirkit.  ‎
Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 kV Holtekamp-Jayapura sepanjang 43,4 km sirkit, Gardu Induk Waena- Sentani 20 MVA, dan Gardu Induk Jayapura 20 MVA dengan biaya proyek senilai Rp 989 miliar. Â Â
‎Peresmian oleh Jokowi terhadap kelistrikan Single Line Diagram Sistem (SLDS) Pembantu Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembantu Listrik Tenaga Uap (PLTU), berkapasitas 70.000 V yang dibangun oleh PT.PLN Persero wilayah Papua-Papua Barat  merupakan suatu jaringan sistem listrik berdaya besar dan pertama di Indonesia milik PLN itu.‎
Tapi mengapa, sudah sepekan pemadaman listrik justru melanda Kota Jayapura dan sekitarnya, tanpa ada penjelasan kepada masyarakat. Ini membuat masyarakat bertanya-tanya apakah kelistrikan PLN Papua yang diresmikan Jokowi sudah berfungsi atau masih diuji coba.  ‎
“Aneh, bukankah Presiden Jokowi sudah meresmikan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Orya Genyem 2×10 MW yang pusat transmisinya di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, tapi listrik masih saja padam,†kata Ketua BEM Universitas Cenderawasih Papua, Doni Gobay, kepada KedaiPena.Com, Jumat (28/10) Siang.‎
Ia menyayangkan, pemadaman listrik bergiliran terjadi di Kota Jayapura hampir setenggah hari.  Tapi, pihak PLN tidak menyampaikan penjelasan atau alasan atau pun permasahan apa yang terjadi kepada masyarakat atas pemadaman listrik bergiliran itu.‎
Disamping itu, tambah Doni, kapasitas daya kelistrikan di Kota Jayapura sangat tidak sesuai dengan beban listrik yang ada.‎Â
(Icahd)
 ‎