KedaiPena.Com – Begawan ekonomi Rizal Ramli berharap Indonesia memiliki kedaulatan pangan. Sebab, sebuah negara harus berdaulat pangan agar bisa tumbuh sebegai negara maju.
Demikian dikatakan mantan Menteri Koordinator Maritim, Rizal Ramli ikut hadir dalam acara HUT FSPMI ke 20 di Sports Mall Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (6/2/2019). Acara itu juga dihadiri oleh calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto
Rizal sebelumnya menantang dua calon presiden, yakni Jokowi dan Prabowo soal komitmen kedaulatan pangan. Dari kedua calon tersebut, Rizal mengatakan hanya Prabowo yang siap menjadikan Indonesia berdaulat pangan.
“Kebetulan Pak Prabowo saya pernah tanya pribadi. Saya tanya, ‘Mas Bowo! Kalau Mas Bowo terpilih nanti, itu taipan-taipan, kartel-kartel ini pasti datang sama Mas Bowo sama timnya Mas Bowo, nyebarin duit triliunan rupiah. Mas Bowo mau terima nggak? Saya perlu tahu nih!’” ujar RR.
Jawaban Prabowo tegas dan meyakinkan. Kata RR, Prabawo punya tekad kuat dalam mewujudkan kedaulatan pangan di negeri ini.
“Mas Bowo bilang, ‘Mas Rizal saya setelah nggak jadi tentara kan saya Ketua Umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia). Saya betul-betul ingin ada kedaulatan pangan. Kalau sampai saya terima uang itu sama aja saya nembak kaki saya sendiri’. Nah ini jawaban yang bagus,” tutur Rizal.
Sementara itu Jokowi, sambung eks penasehat ekonomi PBB ini menuturkan, hingga kini belum menjawab pertanyaan atau permintaan darinya.
“Saya ajukan pertanyaan yang sama melalui media kepada presiden Jokowi. Apakah kalau Mas Jokowi terpilih bulan April, sistem impor pangan akan diteruskan,” ujar RR, sapaan Rizal.
Menurut Rizal pertanyaan tersebut hingga kini belum dijawab. Apabila pertanyaannya tersebut tidak dijawab, hingga menjelang pemungutan suara, ia menyarankan untuk tidak memilih Jokowi dalam Pemilu Presiden 2019 mendatang.
“Masih ada waktu dua bulan lagi. Kalau belum menjawab, saya minta rakyat Indonesia untuk tidak memilih beliau,” katanya.
Menurutnya kedaulatan pangan sangat penting bagi sebuah negara, agar tidak ketergantungan terhadap negara lain. Sementara itu kondisi sekarang ini, menurutnya pemerintah selalu mengimpor bahan pangan, mulai dari beras, gula, dan lainnya.
“Kita ditawari kerja, kerja, kerja, tapi pemerintah kerja untuk siapa? Pemerinah malah impor ugal-ugalan, rakyat disuruh kerja, kerja, kerja, tapi hasilnya dinikmati petani di Thailand dan Vietnam dan lainnya, karena impor dari sana,” pungkasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh