KedaiPena.Com – Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi 1998 (Barikade 98) tegak lurus dengan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait dengan isu perpanjangan masa jabatan Presiden yang kembali mencuat seiring dengan wacana amandemen UUD 45.
Presiden Jokowi sendiri beberapa waktu lalu sudah menyatakan sikapnya atas isu perpanjangan masa jabatan Presiden. Jokowi kala itu menegaskan, jika ada tiga motif terkait isu tersebut yakni ingin menampar mukanya, cari muka dan ketiga menjerumuskan.
“Jadi Janganlah menampar Muka Presiden, Jangan pula mencari muka di hadapan, disamping, dibawah, diatas atau di belakang Presiden. Apalagi berani-berani menjerumuskan Presiden,” tegas Hengki Irawan Ketua Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Dewan Pimpinan Nasional Barikade 98, Sabtu, (4/9/2021).
Hengki menegaskan, bagi Barikade 98 sendiri Jokowi adalah anak kandung Reformasi. Sehingga, tegas Hengki, Barikade 98 tak menyetujui wacana perpanjangan isu masa jabatan Presiden.
“Jadi sekalipun banyak sekali suara dukungan untuk Jokowi tiga periode di tengah perbincangan rakyat Indonesia di warung-warung kopi, tapi bangsa Indonesia sudah pernah belajar mengalami kekuasaan otoriter totaliter yang berkuasa seakan tanpa batasan waktu dan kontrol (check and balance) oleh lembaga legislatif dan yudikatif,” papar Hengki.
Hengki pun menegaskan, jika rakyat berkuasa serta berkehendak untuk dibangun sistem politik yang sehat, demokratis dan menegakan hukum. Meskipun, UUD bukanlah kitab suci dan berpeluang untuk diamandemen.
“UUD punya peluang bisa diamandemen itu suatu keniscayaan sebagai cara penyempurnaan konstitusi dan kesesuaian semangat jiwa zamannya (Zeitgeist) tetapi Barikade (98) mantap, bulat mendukung sikap Jokowi yang tidak ke arah penambahan periodesasi jabatan kepresidenan. Tetapi menguatkan pemerintahan yang berwatak demokrasi (rakyat kuasa),” tandas Hengki.
Laporan: Muhammad Lutfi