KedaiPena.Com – Tokoh nasional Rizal Ramli meminta publik tak usah mempercayai lembaga survei. Menurutnya, lembaga survei di Indonesia lebih merupakan alat propaganda.
Demikian disampaikan Rizal Ramli di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2019).
“Mestinya, sumber pendanaan survei bisa diketahui publik seperti di luar negeri,” kata RR, sapannya.
Saat ini, lanjut Rizal, banyak lembaga poling merilis perbedaan suara antara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 20 persen. Lembaga survei membuat jarak elektabilitas sebesar itu untuk menjustifikasi kecurangan bila Jokowi kalah. Dirinya punya bukti bahwa Prabowo hanya terpaut di bawah 10 persen dari Jokowi.
“Jokowi stagnan, Prabowo gap-nya kurang dari 10 persen. Yang belum menentukan sikap masih sekitar 20 persen. Nah kalau ada kecurangan, maksimum efeknya 5 persen. Oleh karena itu kalau mau menang Prabowo sama Sandi harus menang double digit, di atas 10 persen baru kecurangan itu tidak ada. Kalau (Prabowo-Sandi) menang 2 sampai 3 persen itu (rawan dicurangi),” tuturnya.
Ia kesal soal sejumlah hasil survei yang sesumbar memenangkan elektabilitas capres Jokowi dari rivalnya Prabowo Subianto. Pasalnya lembaga survei banyak yang keliru terkait hasil Pilgub DKI 2017 silam.
Rizal mengatakan, memiliki cerita tersendiri saat dirinya masih menjabat Menteri Koordinator Kemaritiman. Kala itu dia kerap dimintai tanggapan oleh Jokowi, salah satunya terkait peluang Basuki Tjahaja Purnama di Pilgub DKI 2017.
“Waktu Ahok, semua mengatakan Ahok pasti menang. Saya masih sering ketemu Mas Jokowi dipanggil ke Istana. Beliau nanya nanya, tiga bulan sebelum Pilkada, beliau nanya selain ekonomi, Ahok gimana? mas, (Ahok akan) kalah, mas (Jokowi) harus jauh jauh dari dia,” katanya
Namun saat itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mempercayai jika Basuki atau akrab disapa Ahok akan berhasil memenangkan Pilgub DKI 2017. Pasalnya beberapa survei mengatakan, mantan Bupati Belitung Timur itu akan menang dengan selisih 3 persen dari dua pesaingnya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Anies Baswedan.
“Dia (Jokowi) bilang enggak (Ahok menang), menurut Yunarto menang 3 persen. Menurut Saiful Mujani menang 3 persen. Mas (Jokowi) mohon maaf, saya ini orang yang keliling berbagai lingkungan. Apa yang terjadi? (Ahok) kalah 16 persen,” ujar Rizal.
Eks penasehat ekonomi PBB ini pun mengajak relawan Prabowo-Sandi bekerja militan melebihi uang. Rizal menyadari pasangan Prabowo-Sandi ‘paket hemat’.
Meski begitu, Dirinya mencontohkan Pemilu Malaysia dimana Anwar Ibrahim bisa menumbangkan Najib Razak.
Padahal, Najib Razak menguasai media dan uangnya berlimpah. Untuk itu, dia berpesan supaya pendukung paslon nomor urut 2 militan.
“Militan itu artinya bekerja beyond money itu orang pergerakan harus begitu kerjanya. Jadi kalau mau double digit harus bekerja beyond money,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh