KedaiPena.com – Cawapres Nomor Urut 1 Muhaimin Iskandar menyampaikan petani adalah penolong negeri tapi negara dan pemerintah abai terhadap nasib petani dan nelayan kita.
“Hasil sensus pertanian BPS menunjukkan bahwa selama 10 tahun terakhir ini, telah terjadi jumlah rumah tangga petani gurem adalah hampir 3 juta. Artinya, ada 16 juta rumah tangga petani hanya memilih setengah hektar, sementara ada yang memiliki 500 hektar tanah berasal dari kekuasaan yang dimilikinya,” kata Cak Imin dalam sesi pertama debat, Minggu (21/1/2024).
Di sisi lain, upaya pengadaan pangan nasional dilakukan melalui food estate, yang terbukti mengabaikan petani, mengabaikan masyarakat adat, menghasilkan konflik agraria dan merusak lingkungan.
“Ini harus dihentikan,” ujarnya tegas.
Muhaimin juga menyinggung tentang krisis iklim dan bencana ekologi yang terjadi dimana-mana, yang tak hanya bisa diselesaikan oleh Giant Sea Wall, yang dinilainya tak menyelesaikan inti masalahnya.
“Kita harus sadar, penyelesaiannya harus dengan etika. Etika lingkungan adalah keseimbangan antara manusia dan alam. Tidak menang-menangan. Faktanya, kita tidak seimbang dalam melakukan pembangunan,” ujarnya lagi.
Apalagi, ia menyatakan bahwa anggaran penyelesaian krisis iklim memiliki nilai terendah dibandingkan anggaran sektor lainnya.
“Dengan kesadaran ini, pembangunan nasional harus lah berdasarkan keadilan. Keadilan iklim, keadilan ekologi, keadilan antar generasi, keadilan agraria dan keadilan sosial,” kata Muhaimin lebih lanjut.
Ia menegaskan bahwa masyarakat harus dilibatkan, karena rakyat adalah pemilik negeri dan pemerintah hanya pelaksana.
“Oleh karena itu, desa harus menjadi titik pembangy. Petani, nelayan, peternak, masyarakat adat harus menjadi bagian utama dari pengadaan pangan nasional. Reformasi agraria harus menjadi kepastian bagi distribusi lahan bagi para petani kita,” tegasnya.
Muhaimin secara tegas juga menyampaikan bahwa energi baru dan terbarukan harus digenjot, bukan malah diturunkan targetnya.
“Kita harus melakukan perubahan. Perubahan menghadapi masa depan dan generasi akan datang. Kita harus menghadirkan perubahan untuk Indonesia yang lebih baik,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa