KedaiPena.com – Hari raya dalam Islam bukan hari raya foya dengan meniup terompet dan tiup lilin. Karena itu budaya jahiliyah, budaya setan.
Hari raya dalam Islam itu mengmandangkan takbir dengan menundukkan kesombongan kita.
Demikian dikatakan oleh, Khotib. Dr. H. Arief Imroni dalam ceramah Sholat Idul Adha di Mesjid Darul Hikam, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi (12/9).‎
“Kita tidak perlu takut kalau orang-orang di luar Islam ingin memurtadkan umat Islam di Indonesia. Karena Belanda pun juga pernah ingin memurtadkan Indonesia. Akan tetapi, bung tomo dengan bambu runcing dan kumandang takbir berhasil mengusir Belanda,” kata dia.
Partai Komunis Indonesia (PKI) pun pada tahun 1964 ingin mengkomuniskan umat Indonesia dengan sudah menyandera Presiden Soekarno, tapi para kyai dan ulama melawan kedzoliman mereka.‎
“Kita ditipu oleh orang PKI untuk menggali lobang untuk mengubur kita sendiri. Tapi pada akhirnya tahun 1965, PKI pergi dari Indonesia karena kita mengucap takbir,” jelasnya.
Ketika sudah mengucapkan dan mengumandangkan takbir, maka tidak perlu takut dan berpasrah lagi dan menyimpan jimat atau tulisan-tulisan dari dukun.
Sebab, jika masih melakukan itu, berarti ibadah hanya di mulut saja.Â
“Itu hanya semacam ucapan saja kita mengaku beribadah kepada Allah SWT saja. Tetapi kelakukan kita tidak mencerminkan hal tersebut,” sambungnya lagi.‎
“Iman itu tidak hanya sekedar pengakuan tapi juga tindakan. Dan hanya Allah SWT saja yang bisa dipuji,” tandasnya.‎
(Prw/Apit)‎