KedaiPena.Com – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di sejumlah daerah tidak diikuti oleh kepatuhan dari masyarakat. Hingga kini masih banyak masyarakat yang nekat dengan melanggar PSBB.
Teranyar, ialah masih ditemukan sejumlah masyarakat yang nekat melakukan mudik ditengah wabah Corona ini. Padahal pemerintah sendiri sudah jelas melakukan larangan mudik Lebaran tahun 2020.
Akdemisi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati menilai, banyaknya masyarakat yang masih nekat melakukan mudik disebabkan oleh banyak faktor salah satunya ialah ketidaktahuan dan minimnya informasi terbaru.
“Secara umum semenjak akhir Maret, dari hasil penelusuran kami, masyarakat secara umum sudah tidak membaca informasi tentang Corona. Karena masyarakat merasa lelah, cemas dan tidak nyaman dengan mengkonsumsi berita berita tentang Covid. Ini yang menyebabkan akhirnya banyak informasi terbaru yang tidak dipahami,” kata Devie kepada KedaiPena.Com, Senin, (4/5/2020).
Selain itu, Devie melanjutkan, bantuan sosial yang tidak kunjung datang dari pemerintah juga diyakini menjadi alasan dan faktor masyarakat memilih untuk tetap melakukan mudik.
“Banyak pekerja informal yang penghasilannya untuk hidup sehari hari sekarang ini terhenti akibat PSBB. Mereka merasa kehabisan peluang untuk bertahan hidup, ketika bansos yang dijanjikan pemerintah juga tidak mereka terima maka pulang kampung menjadi pilihan mereka,” tegas Devie.
Devie menambahkan, ketidakpercayaan atas pengalaman langsung tentang Corona juga mendorong banyaknya masyarakat yang masih berada di ruang sosial tanpa mengikuti protokol kesehatan.
“Masyarakat secara umum, tidak pernah mengetahui atau menemui seseorang yang menderita Corona misalnya. Hal ini yang membuat sebagian masyarakat tidak merasakan bahwa Corona ini benar-benar mengancam,” kata Devie.
Meski kondisi sedemikian buruk, Devie mengaku, tak setuju dengan usulan dan rencana pemerintah untuk memberikan relaksasi PSBB.
Pasalnya, menurut Devie, PSBB yang sekarang diberlakukan dan diterapkan sudah memiliki karakter yang luwes dan persuasif.
“Ini sudah tepat dengan karakter sosial dan kultural kita. Dan relaksasi memang bagian dari karakteristik PSBB,” tandas Pengamat Sosial ini.
Diketahui, berdasarkan data yang disampaikan oleh Polda Metro Jaya, total sebanyak 9.642 kendaraan telah ditidak karena melakukan pelanggaran terkait pelarangan mudik lebaran selama
Operasi Ketupat Jaya 2020.
Data ini adalah informasi terakhir yang sudah dirilis sejak tanggal 24 April 2020 hingga tanggal 2 Mei 2020. Semua kendaraan ini, mendapatkan sanksi langsung dengan diminta berputar balik dan kembali ke arah Jakarta.
Bukannya melakukan pengetatan aturan baru-baru ini, pemerintah melalui Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan adanya usulan relaksasi untuk PSBB.
Pemerintah sendiri mengeluarkan opsi tersebut lantaran banyaknya keluhan masyarakat yang tidak dapat melakukan aktivitas dengan bebas saat pembatasan sosial.
Laporan: Muhammad Lutfi